Mohon tunggu...
Veronica B Exa
Veronica B Exa Mohon Tunggu... Lainnya - Just be yourself

Writing is the best

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Things to Know about "Bank Sampah"

11 Juni 2022   22:03 Diperbarui: 11 Juni 2022   22:38 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Bintarsih, Bank sampah merupakan salah satu program yang dapat mengubah pola pandangan masyarakat terhadap pengelolaan sampah. Bank sampah merupakan tempat atau wadah yang dibentuk untuk menampung sampah-sampah yang telah dipilah-pilah untuk di daur ulang yang menggunakan sistem manajemen yaitu pihak penyetor akan diberikan buku tabungan dan sampah-sampah yang ditabung oleh penyetor akan dikalkulasikan menjadi uang yang dapat ditarik oleh pihak penyetor. Masyarakat sekitar merasakan keuntungan dimana sampah berkurang sehingga pencemaran lingkungan juga ikut berkurang, serta tempat pembuangan umum juga diuntungkan karena sampah yang harusnya dihancurkan atau diolah juga ikut berkurang. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau diberikan ke pengepul sampah. 

Bank sampah yang akan kita telusuri yaitu Bank Sampah Apel. Singkat sejarah tentang bank sampah apel yaitu mereka berdiri pada tanggal 03 Oktober 2010 yang anggota awal berjumlah 13 orang. Sesuai dengan komunitas UMKM yang dipilih, para pengurus bank sampah apel mengumpulkan sampah-sampah yang dapat didaur ulang lalu akan dikelola. Proses pengelolaan daur ulang pun beragam seperti beberapa sampah akan ada yang dikirim ke tempat pengepul sampah lalu ada yang mereka buat menjadi berbagai jenis kerajinan sampah. Tujuan adanya Bank Sampah ini untuk menyadarkan masyarakat terhadap lingkungan tetap menjadi bersih dan nyaman.

Bank Sampah ini juga menjual hasil kerajinan tangan mereka melalui partisipasi pada pameran-pameran. Tetapi sejak masa pandemi ini, pengurus Bank Sampah lebih memfokuskan dari menjual kerajinan menjadi memberikan pelatihan-pelatihan dalam membuat kerajinan daur ulang di bank sampah. 

SWOT dari Bank Sampah Apel ini itu Strength pada tingkat untuk masuk kedalam komunitas bank sampah itu tidak susah dikarenakan untuk masuk ke komunitas bank sampah ini tidak susah dan gampang hanya perlunya komitmen mengikuti kegiatan dengan baik, jadi siapapun yang ingin mengikuti komunitas ini dapat mudah untuk bergabung. kurangnya anggota untuk membantu menabung di bank sampah. Weakness di bank sampah yaitu kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bank sampah sehingga yang mengikuti pada komunitas ini sedikit dan adanya kurang pemintatan berpartisipasi dalam menjadi pengurus bank sampah apel ini. Dilihat di Opportunities di bank sampah ini yaitu komunitas bank sampah ini dibuat dari tahun 2010 dan dari tahun 2010 sampai sekarang adanya penambahan anggota yang awalnya 13 orang sampai sekarang menjadi 350 orang sehingga dapat dikatakan kalau Bank Sampah Apel ini memiliki adanya perkembangan. Threats yang masih dirasakan sekarang yaitu masa pandemi ini yang mengancam komunitas karena bank sampah apel untuk sekarang masih belum dapat untuk menjual kerajinan dari daur ulang di pameran-pameran.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah saya peroleh, ada beberapa solusi yang menurut saya dapat membantu pada bank sampah yaitu solusi pertama untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat lingkungan tentang Bank Sampah menjadi salah satu alternatif dalam stratefi pengelolaan sampah (Donna, 2016). 

Disertakan juga manfaat dan beberapa permasalahan jika sampah-sampah tersebut tidak dipilah dengan benar selain lingkunganya tidak bersih  dapat juga mengakibatkan bencana alam seperti banjir. Solusi selanjutnya yaitu berkaitan dengan penjualan kerajinan daur ulang. Di masa pandemi ini masih sulitnya untuk menjual barang-barang kerajinan daur ulang maka yang dapat bisa dilakukan yaitu dibuat menjadi penjualan secara online sehingga target dari pelanggan semakin luas dalam dunia maya dan tidak terbatas hanya pada tempat saja. 

DAFTAR PUSTAKA

Asteria, Donna dan Heru Heruman. 2016. Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya. Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 23 (1): 136-141.

Sekarningrum, Bintarsih, Dkk. 2017. Pengembangan Bank Sampah Pada Masyarakat Di Bantaran Sungai Cikapundung. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(5):292-298.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun