Baru-baru ini saya menemukan miskonsepsi mengenai ketenangan dan keheningan.
Tenang (menurut definisi yang saya pinjam dari KBBI), bermakna tidak gelisah: tidak rusuh; tidak kacau; tidak ribut; aman dan tenteram, sedangkan hening berarti diam; sunyi; sepi; lengang.Â
Saya membedah pikiran saya dalam perbandingan ini. Kedua kata yang sangat dekat, bahkan dapat dikaitkan dengan satu sama lain. Namun, ada hal yang menarik.
Hening adalah kontradiksi dari bising, ramai, dan ribut.Â
Tenang dapat dipadukan dengan bising, ramai, dan ribut.
Kita bisa merasakan tenang di tengah hingar bingar.
Kita bisa merasakan tenang di tengah kebisingan.
Kita bisa merasakan tenang di tengah kekacauan.
Dari situlah saya melihat bahwa ketenangan tidak hanya didapatkan dari kesunyian atau keheningan semata. Dengan menyadari bahwa kita memiliki kontrol atas kondisi pikiran (state of mind), kedua hal yang dianggap bertentangan dapat berjalan bersamaan.
Seringkali kita dihadapkan dengan kondisi yang membuat kita naif, melihat semuanya apa adanya. Hitam sebagai hitam, putih sebagai putih.Â
Saat keduanya bercampur dan menjadi abu-abu, kita tidak pernah melihat takaran seberapa banyak warna putih maupun warna hitam yang ada di dalamnya.Â