Mohon tunggu...
Veronica Bernadetha Lelyemin
Veronica Bernadetha Lelyemin Mohon Tunggu... Lainnya - full time learner

penikmat konten visual dan teks

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dol Hareubang, Kakek Penjaga Pulau Jeju

10 November 2020   18:25 Diperbarui: 10 November 2020   18:48 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila pernah melihat kemasan nutr*sar* dengan varian rasa Jeju Orange (ini bukan iklan), mata kita akan dialihkan pada sosok berwarna abu-abu yang tampak seperti sebuah patung atau arca. Sosok tersebut tidak lain adalah Dol Hareubang yang berasal dari Pulau Jeju, Korea Selatan. Sama seperti jeruk jeju yang khas, sosok ini juga menarik banyak perhatian wisatawan.

Nama Dol Hareubang berasal dari kata 'Dol' yang berarti batu dan 'Hareubang' yang berarti kakek dalam bahasa daerah di Jeju. Jika digabungkan, Dol Hareubang dapat diartikan sebagai kakek yang terbuat dari batu. Patung Dol Hareubang dapat ditemukan di berbagai area di Pulau Jeju. Keberadaan patung Dol Hareubang dipercaya sebagai pelindung Pulau Jeju dari roh jahat. Tak hanya sebagai  pelindung, masyarakat sekitar memiliki keyakinan bahwa jika ingin memiliki anak laki-laki, perempuan yang baru saja menikah (newlywed) dapat mengusap hidung Dol Hareubang untuk memohon pada sang kakek. Tidak sedikit patung Dol Hareubang yang kondisinya memburuk karena sering diusap bagian hidungnya.

Patung ini dapat ditemukan di berbagai objek wisata, pinggir jalan, pinggir pantai, hingga toko souvenir. Masyarakat setempat membuat berbagai souvenir dalam bentuk Dol Hareubang, bahkan hingga membentuk versi nenek dan versi kecil dari sang kakek. Mulai dari magnet, gantungan kunci, hingga botol jus jeruk khas Pulau Jeju. 

Sepertinya asyik ya menikmati pemandangan di Pulau Jeju sambil mencicipi jus jeruk dalam botol Dol Hareubang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun