Judul Buku : My Life Is An Open Book ISBN : 978-979-18815-0-0 Penulis : G. Lini Hanafiah Editor : L.Bekti Gojagie; Disain sampul & layout : G. Danny Koestijo Diterbitkan oleh @2008 Via Lattea Foundation http://www.via-lattea.org Kota Harapan Indah Blok HL No.8, Pejuang, Bekasi Publikasi pertama ( e-book), Maret 2008 Cetakan pertama, November 2008 Cetakan kedua, Maret 2009 Fan page ada di http://www.facebook.com/MyLifeisAnOpenBook =========== My Life Is An Open Book adalah sebuah judul buku yang ditulis oleh G. Lini Hanafiah. Lewat buku inilah untuk pertama kalinya, saya mengenal Lini dan bergabung dengan komunitas Yuk Nulis!. Kemudian berlanjut pada kopi darat sewaktu ulang tahun ke dua Yuk Nulis! Awal mulanya saya membeli buku ini adalah dari website Senakel di multiply. Saya baca sedikit synopsis dari buku yang bercover ungu ini, lalu saya memesannya melalui penulisnya. Walaupun dengan waktu yang agak lama karena sedikit masalah dipengiriman, akhirnya buku tersebut dapat sampai kerumah saya. Beberapa hari yang lalu ketika saya membaca kembali isi buku ini, saya jadi ikut terharu membacanya. Perjalanan hidup penulis diungkapkan dalam buku setebal 251+xi halaman. Kisah suramnya di masa kecil karena perhatian dan kasih sayang dari sang mama yang tidak berimbang. Akhirnya membuat dirinya tumbuh menjadi seorang gadis yang pemberontak. Setelah meninggalnya papa tercinta , ia semakin ingin keluar dari rumah dan dari segala aturan yang dibuat oleh sang mama. Menikah, adalah cara yang ditempuhnya untuk dapat bebas. Seperti yang dikatakan oleh sang Mama , bila ia sudah menikah , maka sudah bukan tanggung jawabnya lagi. Cerita pejalanan pernikahan penulis yang sungguh mengharukan buat saya. Dan dikisahkan akhirnya ia memilih pindah keyakinan, yang membuat dirinya semakin dikucilkan oleh Abang dan Mamanya. Penulis menceritakan isi hatinya melalui buku ini, dengan berbesar hati ia mengulang kembali setiap peristiwa dan kejadian yang tidak mengenakan, sejak ia kecil sampai menjadi seorang ibu dari dua orang anak. Pada bagian akhir dari buku ini, penulis menjelaskan dirinya yang sering melamun karena menuliskan kembali kisahnya. Emosinya juga kembali mencuat saat mengingat rentetan yang terjadi antara ia dan mamanya. Tetapi ibu kost YukNulis! Ini mampu berbesar hati atas apapun yang telah ia tulis. Perhatian dan kasih sayang yang besar ia curahkan kepada dua anaknya agar hal yang suram pada dirinya, tidak terjadi kepada dua anaknya. Oleh sebab itu ada beberapa bagian cerita dari buku ini terkesan, penulis terlalu ketat menjaga anaknya. My Life Is An Open Book, hendaknya dibaca secara objektif dan anggaplah membaca sebuah novel. Padahal buku ini adalah sebuah kisah perjalanan seorang anak, ibu dan anak menantu. Memang ada beberapa sisi yang terkesan penulis terlalu “kurang ajar” terhadap sang Mama, tetapi saat membaca buku ini, akan mengerti mengapa ia sampai seperti berbuat demikian. Kesepian tanpa kasih seorang mama, ketidakpedulian seorang mama terhadap gadis kecilnya yang ingin diperhatikan, dimanjakan dan diperlakukan sama seperti abangnya, itulah yang diungkapkan olehnya. Sampai ia berpikiran kalau ia adalah anak yang tertukar dirumah sakit atau anak tiri, karena golongan darah yang berbeda dari kedua orangtuanya. Lalu ketika penulis menjadi seorang ibu, dengan bangga ia bercerita yang telah ia alami. Proses yang menegangkan saat melahirkan kedua anaknya. Perjuangannya bersama keluarga kecilnya dalam membangun keluarga, serta kedekatannya dengan keluarga mertua dan kedekatannya dengan mama mertua yang sudah sebagai mama kandungnya sendiri. Begitu haru diceritakan. Seakan buku ini adalah sisi penulis dibalik wajahnya yang penuh senyum dan suaranya yang cempreng dan tak pernah diam. Bahasa yang enak dibaca dengan alur cerita yang maju kemudian disatu bagian penulis akan mundur atau flashback lagi ke peristiwa di belakang. Tetapi di dalam buku ini, penulis juga menuturkan opini atau pendapatnya mengenai sesuatu yang umum di masyarakat. Pikiran dan sikap yang kritis serta tegas dan konsekuen akan apa yang dipilih serta dijalani, memang terlihat jelas dalam setiap kalimat yang ditulisnya. Akhir buku My Life Is An Open Book penulis tetap membiarkan kisah masa depannya dengan mama dan abangnya menjadi misteri. Sebuah doa yang tulus ditulisnya untuk sang mama. Saya pun berharap agar kasih sayang yang selama ini ia rindukan dari keluarganya dapat sepenuhnya didapatkan. Sebab seperti yang penulis tegaskan dalam bukunya bahwa Tuhan itu tidak tidur, nasib bisa dirubah dan ia telah membuktikan dan telah membuatnya menjadi baru! Selain itu pada lembaran akhir dan cover belakang buku dapat dibaca komentar berbagai kalangan setelah membaca kisah penulis dalam bukunya My Life Is An Open Book. Jkt,24 Mei 2011 Veronica Setiawati http://veronicasetiawati.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H