Ini berita paling unik dari wilayah timur Indonesia. Maling beraksi di siang bolong, dan targetnya adalah kantor polisi yang 24 jam dijaga petugas, bersenjata pula. Uniknya, tiga hari setelah melakukan aksinya, dua dari lima maling itu insyaf lalu menyerahkan diri, berikut barang hasil rampokannya berupa senjata api dan amunisinya.
Kamis (15/11/2012) sekitar pukul 12.00 WIT sekelompok orang tidak dikenal (OTK) berhasil membobol kantor Polsek Apalapsili, Kabupaten Yalimo, Papua. Lima pucuk senjata api (senpi) laras panjang dan 40 butir peluru berhasil dibawa lari oleh OTK tersebut.
Juru Bicara Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya membenarkan informasi itu.
“Senjata yang dicuri ternyata hanya empat, bukan lima pucuk seperti yang dilaporkan sebelumnya. Saat ini sudah dikembalikan oleh dua warga yang diduga sebagai pencurinya,” kata I Gede sebagaimana dikutip Cenderawasih Post.
Kedua warga yang diduga mencuri senjata api dan amunisinya itu ternyata warga Apalapsili, tepatnya dari Kampung Komokihele. “Pelaku berinisial EW dan SW. Dari keterangan awal motif mereka mencuri senjata untuk mencari perhatian pemerintah,” jelas I Gede.
Bukan insyaf alamiah
Ternyata insyafnya kedua pelaku, tidaklah ‘alamiah’, atau lahir dari kesadaran sendiri bahwa perbuatan mencuri, apalagi mencuri senjata api di kantor polisi itu selain melanggar hukum, juga bisa berdampak dipecatnya para personil polisi yang bertugas saat itu. Tetapi melalui proses mediasi.
Menurut Jubir Polda Papua, kronologis pengembalian senjata dan amunisi itu, difasilitasi Bupati Yalimo dan sejumlah tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama setempat. Dan pelakunya mau mengembalikannya, sehingga Polisi sama sekali tidak menggunakan mekanisme penggerebekan sebagaimana layaknya.
“Sama sekali tidak digunakan tindakan kepolisian, hanya dengan mediasi, ternyata warga mengembalikannya,” ujar I Gede sebagaimana dilansir sejumlah media lokal di Jayapura, Minggu (18/11/2012). http://tabloidjubi.com/?p=3241
Motif Cari Perhatian
Dalam mediasi itu terungkap bahwa motif pencurian di kantor Polsek Apalapsili itu karena para pelaku hanya ingin mencari perhatian Pemerintah. Pengakuan yang sama juga diungkapkan kedua pelaku dalam pemeriksaan di kantor Polsek yang menjadi sasaran aksi mereka. Tidak ada uraian lebih detail tentang perhatian pemerintah dimaksud. Yang jelas, kedua pelaku yang menyerahkan diri itu terpaksa harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.