[caption caption="www.tribunnews.com"][/caption]Di tengah euphoria demokrasi modern yang menganggap Golput sebagai hak berdemokrasi masih ada kalangan muda yang mengkampanyekan ‘Stop Golput’. Mereka adalah para pemuda dan mahasiswa Aceh yang tergabung dalam FPMPA (Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh).
Bertempat di Kota Langsa, Â para pemuda itu menyerukan kepada seluruh pemuda, mahasiswa Aceh untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi di 2017, yaitu Pilkada serentak yang akan digelar Februaru 2017 di Aceh. Â
"Kita tau, bahwa banyak dari mereka yang saat ini underestimate terhadap pemilukada. Inilah yang seharusnya menjadi tugas penting bagi pihak-pihak terkait dan lembaga sosial lainnya, bagaimana bisa mensosialisasikan kampanye anti golput kepada semua elemen masyarakat, agar pemilukada mempunyai nilai representasi yang optimal. Intinya, kesadaran berpolitik yang menghindarkannya dari politik pasif," tegas Sayyid Chaidir Almahdaly, Sekjen FPMPA. (sumber)
Mantan ketua IPPAT (Ikatan Pemuda Pelajar Aceh Timur 2013-2015) ini juga menghimbau kepada pihak terkait agar dalam menyambut Pilkada serentak 2017 nanti para pemuda dan mahasiswa harus dilibatkan. Sayangnya, Sayyid tidak merinci model pelibatan seperti apa yang mereka diharapkam.
Sayyid juga mengkritisi para pemuda Aceh yang justru merasa bangga dengan ketidak-terlibatannya dalam proses Pilkada. Hal itu telah bertentangan dengan nilai demokrasi yang hakikatnya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Menurutnya, era demokrasi saat ini memberikan kesempatan selebar-lebarnya bagi rakyat untuk menentukan siapa yang berhak dan tidak untuk menjadi Pemimpin. Berbeda halnya dengan sistem dahulu, dimana pemimpin dipilih oleh wakil rakyat saja, tanpa keterlibatan rakyat.
"Jadi, inilah saatnya untuk memahami dengan benar tentang partisipasi politik pemilukada. Dan harapan kita agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya dalam pemilukada kedepan," Tutup sayyid. Â Selaku pemuda, Sayyid dkk. telah melakukan langkah kecil di tataran pemuda mahasiswa Aceh Timur dan Aceh pada umumnya tentang pentingnya partisipasi dalam pemilukada guna melahirkan pemimpin yang sesuai dengan harapan bersama. Â Hal itu diawali dengan membuat itikad untuk memilih.Â
"Kita berharap, nantinya massa Golput bisa terminimalisir secara signifikan dan untuk kedepannya bisa di eliminer secara merata," seru Sayyid.
Satu Suara bagi Perubahan Aceh
Selaku pemuda, Sayyid dkk. telah melakukan langkah kecil di ranah demokrasi yang partisipatif. Mereka ingin menunjukkan kepada publik bahwa keterlibatan dalam Pemilukada atau Pilkada adalah penting. Penting, karena dengan memberikan suaranya, para pemuda dan mahasiswa Aceh dapat menentukan siapa yang paling pantas memimpin Aceh.
Tentu pemimpin yang mereka idamkan bukan pemimpin yang hanya mampu menepuk dada karena memiliki kendaraan politik yang mumpuni dan punya dana kampanye segudang. Apalagi dana itu diperoleh dari hasil korupsi.