Mohon tunggu...
Veronika Nainggolan
Veronika Nainggolan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Baru selesai kuliah, sdg mengadu nasib di ibukota. \r\n\r\nMotto : "MENGAMATI lalu MENULIS" \r\n \r\nuntuk KEDAMAIAN NEGERI......\r\n \r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demi Kesejahteraan, Haruskah Kaum Buruh Demo?

1 Mei 2012   07:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:53 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_185450" align="aligncenter" width="489" caption="Foto: Antara"][/caption]

Hapuskan Upah Murah!!!

Hapuskan sistem kerja outsourcing!!!

Tingkatkan perlindungan buruh migran!!!

Itulah sebagian dari tuntutan kaum buruh

Saban tahun disuarakan

Saban tahun diperjuangkan

Menjadi semacam ritual rutin setiap May Day

Ditanggapi atau dicuekin, masa bodoh....

Yan penting demo...demo....dan demo...!!!

13358599242104385505
13358599242104385505

Bukankah demo perlu ongkos?

Karena untuk mencapai titik kumpul harus naik angkot atau ojek

Bila perlu sewa bus sehari penuh

Untuk berhemat bisa bawa bekal

Atau nebeng kalau berani malu.

Bukankah ikut demo berarti bolos kerja?

Karena tuntutan 1 Mei sebagai hari libur katanya salah alamat

Mestinya ke gedung dewan eh malah ke kuburan....

Bukankah untuk berdemo juga butuh menu makan ekstra ?

Karena otot harus kuat agar bisa long march

Tenggorokan harus tetap adem agar mantap berteriak seharian

Dan stamina harus prima karena ditampar terik matahari

dan mungkin guyuran hujan beneran, hujan water canon

dan ... iiihhjangan sampe ada hujan peluru!!!

Kenapa harus demo?

[caption id="attachment_185453" align="aligncenter" width="505" caption="foto : google.com"]

13358592931566029132
13358592931566029132
[/caption]

Bukankah ada wakil-wakil rakyat yang terhormat

Yang duduk di kursi parlemen mewakili kaum buruh?

Bukankah ada tokoh buruh yang sudah duduk di pemerintahan?

Bukankah ada undang-undang, peraturan ini-itu serta sanksi?

Bukankah ada asosiasi buruh ini-itu yang sering diundang berunding?

Jangan-jangan salah alamat lagi....

Berundingnya di kuburan juga.....

Medan, 1 Mei 2012

Vero

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun