[caption id="attachment_167871" align="aligncenter" width="600" caption="ilustrasi : dok. Ant."][/caption]
Terbetik berita bahwa hari ini, Kamis (2/2//2012) dua orang tukang ojek tewas ditembak orang tak dikenal yang diduga OPM (Organisasi Papua Merdeka) di kampung Kulirik, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Salah seorang korban telah ditemukan bernama Akar Daeng Nyonri. Ia tewas karena terkena tembakan dan kampak di bagian punggung.
Sebelumnya, 27 Januari 2012 seorang anggota Brimob Polda Papua bernama Bripda Sukarno, tewas setelah terkena tembakan misterius dari balik pegunungan di Puncak Jaya, Papua. Korban tewas setelah peluru mengenai pipi kirinya.
Seminggu sebelumnya, tepatnya Jumat 20 Januari 2012 sekitar pukul 19.20 WIT rentetan tembakan terdengar di Kampung Karobate Ujung Bandara Mulia. Warga setempat menemukan sesosok mayat tergetak dengan luka tembakan di kepala belakang tembus ke leher depan.
Hari yang sama terjadi penembakan di kawasan Kurilik, Mulia, Kabupaten Puncak JayaKorban tewas bernama Kisma Rafiqseorang pedagang asal Sumatera Barat. Korban ditembak di punggung ketika hendak menutup toko kelontongnya.
http://nasional.vivanews.com/news/read/281942-lagi-penembakan-di-papua--warga-sipil-tewas
Aksi-aksi penembakan yang terjadi di Bumi Cedrawasih ini telah membuat situasi di wilayah itu kian mencekam. Kepemilikan senjata api secara ilegal oleh kelompok milisi adalah salah satu pemicunya. Kendati akhir tahun lalu, Polisi memang sudah berhasil menangkap dan membongkar jaringan pemasok senjata ilegal ke Papua dari Ambon, Maluku, namun tampaknya operasi itu belum memberikan hasil maksimal. Buktinya, penembakan dengan menggunakan senjata api masih saja marak di wilayah Papua.
Yang bisa kita lakukan hanyalah mengimbau aparat TNI-Polri yang sedang bertugas di Papua agar meningkatkan kewaspadaan dan secara intens melakukansweeping kepemilikan senjata api di masyarakat.
Sejalan dengan itu, Direktur Imparsial Poengky Indarti juga pernah mengungkapkan keamanan dan kenyamanan warga Papua adalah tanggung jawab Polisi, kerana merekalahyang diberikan wewenang untuk melindungi masyarakat dari aksi-aksi kekerasan oleh warga sipil lainnya, maupun oleh aparat keamanan sendiri.
"Sudah banyak korban yang jatuh, baik warga sipil maupun anggota polisi, tapi hingga saat ini tidak satu pun pelaku yang tertangkap. Polisi harus bertanggung jawab atas semua itu, karena sesuai amanat UU, mereka yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengusutan," ujar Poengky.
Maka cukup beralasan juga jika kita meminta pimpinan Polriuntuk segera melakukan evaluasi terhadap kinerja Polda Papua, karena terkesan tidak mampu menghentikan serangkaian aksi kekerasan, khususnya di wilayah Kabupaten Puncak, Papua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H