Mohon tunggu...
vero nica
vero nica Mohon Tunggu... -

anak baru

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Blunder Manajemen Persepam: Pelatih Bagus Kok Digeser???

9 September 2012   00:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:44 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Geliat sepakbola Madura nampaknya kembali lagi diganggu oleh pihak manajemen klub. Winedy Purwito, Pelatih Persepam Madura United diganti oleh Mustaqim, mantan pelatih PSB Sumbawa barat. Padahal, Winedy adalah pelatih yang membesarkan Persepam dari divisi II, divisi I dan Divisi Utama. Racikan Winedy bahkan membuat Persepam di posisi ke 3 dan layak promosi ke ISL 2012-2013 . Sementara penggantinya, Mustaqim, justru kemarin gagal membawa PSB Sumbawa barat lolos delapan besar DU.


Manajer Persepam, Achsanul Qosasi, ternyata hanya menawarkan kontrak sebagai asisten pelatih  sebelum resmi menunjuk Mustaqim sebagai pengganti Winedy. Keputusan ini sebenarnya cukup aneh. Dimana-mana pelatih yang berprestasi pasti dapat jaminan posisinya aman. Kalau perlu gajinya dinaikkan. Namun manajemen Persepam sepertinya terlalu mudah melupakan jasa Winedy.

Apakah keputusan aneh ini memang disengaja? Semoga tidak. Saya lebih ingin percaya kalau keputusan ini murni kekhilafan manajemen dalam mengambil keputusan. Sebab kalau memang disengaja, jangan-jangan misinya cuma untuk menggembosi Persepam yang sudah solid. Sepakbola Madura punya potensi dan memainkan kualitas Persepam semata karena taktik dan strategi di luar sepakbola adalah penyakit lama yang harus diberantas. Isu bahawa juara ISL adalah settingan harus dijawab dengan itikad baik yang jelas dan masuk akal. Jika kemarin PSIM  dijegal untuk bisa lolos ISL, apa saat ini Persepam yang mau dimatikan? Bagi penonton awam seperti saya, taktik startegi semacam ini jelas hanya menjadi dugaan-dugaan yang bisa benar dan juga salah. Karena itu, untuk mengurangi aneka spekulasi, hal tak masuk akal seperti ini harusnya dikurangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun