Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Itulah ungkapan yang sering kita dengar untuk menghargai jasa-jasa guru dalam mencerdaskan anak bangsa. Namun, apakah ungkapan itu masih relevan di zaman sekarang? Apakah guru masih dihormati dan dihargai oleh murid-muridnya? Apakah guru masih bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan efektif?
Sayangnya, kenyataannya tidak demikian. Guru zaman sekarang menghadapi tantangan yang berbeda dengan guru zaman dulu. Murid-murid zaman sekarang cenderung kurang menghormati, kurang perhatian, dan kurang disiplin. Mereka lebih asyik dengan gadget, media sosial, dan hiburan lainnya. Mereka juga lebih sulit diajak bekerja sama, lebih mudah bosan, dan lebih sering melawan.
Hal ini tentu saja membuat guru kesulitan dalam mendidik dan mengajar mereka. Guru harus bersaing dengan berbagai gangguan dan godaan yang mengalihkan perhatian murid-muridnya. Guru juga harus berhadapan dengan perilaku buruk dan tantangan otoritas yang dilakukan oleh murid-muridnya.
Lalu, bagaimana solusinya? Apakah guru harus bersabar dan mengalah? Apakah guru harus menyesuaikan diri dengan gaya belajar murid-muridnya? Apakah guru harus bersikap lembut dan ramah?
Tidak. Menurut saya, guru harus bersikap keras dalam menghadapi murid-murid zaman sekarang. Keras di sini bukan berarti kejam, kasar, atau kekerasan. Keras di sini berarti tegas, disiplin, dan berwibawa. Guru harus menunjukkan bahwa mereka adalah pihak yang berwenang dan berhak mengatur murid-muridnya.
Mengapa demikian? Berikut adalah beberapa alasan mengapa guru harus keras dalam mendidik murid-murid zaman sekarang:
1. Keras untuk menegakkan aturan. Murid-murid zaman sekarang sering melanggar aturan yang ada di sekolah, baik itu aturan tentang seragam, atribut, kebersihan, kedisiplinan, maupun akademik. Mereka merasa tidak perlu mematuhi aturan karena tidak ada konsekuensi yang jelas atau tegas.Â
Oleh karena itu, guru harus keras dalam menegakkan aturan dan memberikan sanksi yang sesuai kepada pelanggar. Hal ini penting untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan ketaatan kepada murid-murid.
2. Keras untuk menumbuhkan rasa hormat. Murid-murid zaman sekarang sering tidak menghormati guru mereka. Mereka meremehkan, mencela, bahkan mengejek guru mereka. Mereka merasa bahwa mereka lebih pintar, lebih tahu, atau lebih hebat dari guru mereka.Â
Oleh karena itu, guru harus keras dalam menumbuhkan rasa hormat kepada murid-murid. Guru harus menunjukkan bahwa mereka memiliki kompetensi, pengalaman, dan pengetahuan yang lebih dari murid-muridnya. Guru juga harus menegaskan bahwa mereka adalah orang tua kedua bagi murid-muridnya yang layak dihormati dan dicintai.