Mohon tunggu...
Veri Setiawan
Veri Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen | Penulis | Follow Instagram: @veri1165

Saya adalah seorang dosen yang iseng mengisi waktu luang dengan menulis. Dengan menulis kita akan membaca, Dengan membaca kita akan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

4 Fakta Menarik Abdul Halim Perdanakusuma: Mantan Perwira Sekutu di Perang Dunia II

10 Agustus 2023   10:55 Diperbarui: 10 Agustus 2023   11:00 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://demokratis.co.id/halim-perdana-kusuma-pemuda-madura-sang-penguasa-udara/Input sumber gambar

1. Terahir dari Keluarga BangsawanAbdul Halim Perdanakusuma lahir di Sampang Madura pada tanggal 18 November 1922. Ayahnya bernama Haji Abdulgani Wongsotaruno, ibunya bernama Raden Ayu Aisah, putri dari Raden Ngabeki Notosubroto, Wedana Gresik, Jawa Timur. Abdul Halim Perdanakusuma adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahnya adalah seorang Patih dari Sampang, Madura dan seorang penulis. Salah satu karyanya adalah "Batara Rama Sasrabahu", yang ditulis dalam bahasa Madura.

2. Karier Militernya pernah bertugas di Royal Canadian Air Force dan Royal Air Force

Pendidikan yang ditempuh Abdul Halim Perdanakusuma yaitu HIS di Semarang tamat tahun 1934, MULO di Surabaya tamat tahun 1938 dan melanjutkan kuliah di Dutch East India Civil Service (MOSVIA) di kota Magelang.
Pada akhir 1939, Perang Dunia II pecah di Eropa. Pada bulan Mei 1940, ketika Belanda diduduki oleh Jerman, pemerintah Hindia Belanda segera mengeluarkan peraturan wajib (milisi) bagi rakyat Hindia Belanda, termasuk yang berada di daerah jajahannya. , untuk menghadapi kemungkinan terjadinya perang di Asia. daerah, termasuk Indonesia. . Saat itu, Abdul Halim Perdanakusuma muda, mahasiswa tahun kedua di MOSVIA, juga tidak luput dari wajib militer, sehingga ia tidak dapat menyelesaikan kursus pelatihan pamong praja dan terpaksa menerapkan peraturan Belanda Timur. pemerintah India. bergabung dengan milisi dan memasuki dunia militer. Angkatan Laut Hindia Belanda mengirimnya untuk melatih perwira torpedo di Surabaya. Selama Perang Dunia II, selama bertugas sebagai perwira angkatan darat, Abdul Halim Perdanakusuma disebut pernah bertugas di Royal Canadian Air Force dan Royal Air Force dengan pangkat Wing Commander, serta mendapat jabatan di Lancaster Fighter Squadron dan Liberator.

3. Pernah Dipenjara Oleh Bangsa Sendiri

Sementara itu, perang di Pasifik berakhir dengan kekalahan Jepang, pasukan Sekutu silih berganti mulai masuk ke Indonesia. Pada tanggal 15 Oktober 1945, ketika pasukan Sekutu mendarat di Tanjung Priok, Jakarta, di antara sekian banyak orang kulit putih terdapat seorang pria berkulit gelap berseragam Angkatan Udara Inggris. Namanya Halim Perdanakusuma. Situasi dalam negeri pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia sangat mencekam karena tentara Belanda dan sekutunya menjadi musuh bangsa Indonesia. Kehadiran Abdul Halim Perdanakusuma di Indonesia diduga sebagai prajurit NICA, sehingga ia dimasukkan ke dalam sel di Kediri.

4. Berperan besar dalam Pengembangan Kekuatan Udara Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan

Saat itu, situasi di Indonesia semakin parah. Setelah Pertempuran Surabaya antara pasukan Indonesia dan sekutu Inggris. Untuk melindungi keselamatan nyawanya, pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertahanan Amir Syarifuddin memerintahkan pembebasan Halim dan kembali ke keluarganya di kota Sumenep. Sementara itu Komodor Udara R. Soerjadi Soerjadarma, Komodor Udara  Adisutjipto dan Komodor Udara Prof Dr. Abdulrachman Saleh sibuk membangun kekuatan udara. Ketika R. Soerjadi Soerjadarma mendengar bahwa Halim dibebaskan, ia segera memerintahkan untuk menghubungi dan mengajak Halim mengabdi untuk Indonesia. Tanpa banyak pertimbangan, Halim Perdanakusuma menerima tawaran itu. Sejak saat itu, Abdul Halim Perdanakusuma memulai tugas barunya yaitu ikut serta dalam pembinaan dan pengembangan AURI  dengan pangkat Komodor Muda Udara.
Sesuai dengan keahlian dan pengalamannya, Halim ditugaskan sebagai Aviation Operations Officer. Dia bertanggung jawab untuk melakukan operasi penerbangan. Misi tersebut mencakup banyak bidang, termasuk mendobrak blokade udara Belanda, mengatur taktik serangan udara ke wilayah musuh, mengerahkan pasukan di luar Jawa, dan mengatur operasi udara sebagai bagian dari pembangunan daerah. Selain itu, ia diangkat sebagai instruktur navigasi di sekolah penerbangan yang didirikan dan dioperasikan oleh Agustinus Adisutjipto.

(SUMBER: https://tni-au.mil.id/portfolio/halim-perdanakusuma-bapak-penerbang-auri/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun