Gelap akan terang kembali
Perkenalkan nama saya Anjani. Sekarang saya duduk di bangku SMA kelas 2, saya mempunyai seorang adik bernama jun dan mempunyai orang tua yang lengkap. Pada saat kelulusan SMP saya pindah di kota Jogja sebelumnya saya tinggal di kota Bandung karena ayah saya pindah dinas menjadikan saya dan keluarga saya pindah ke kota Jogja.Â
Dahulu saya seorang yang sangat pendiam dan tidak punya banyak teman. Hingga saya bertemu seorang teman yang mengajari saya bagaimana hidup bersyukur dengan apa yang sudah saya miliki. Teman tersebut bernama Rani. Seorang wanita berumur sama dengan saya dan juga tidak memiliki teman yang banyak. Rani seorang yang sangat pendiam dan tidak banyak orang yang dekat dengan dia. Tetapi saat dia bertemu dengan ku dia seperti mendapat teman yang memang cocok bagi dia. Tapi sayang dia adalah seoranng tuna netra. Dia tidak bisa melihat sejak dia masih kecil karena kecelakaan yang ia alami dengan orang tuanya.Â
Dan naas nya saat kecelakaan kedua orang tuanya meninggal dunia. Karena pada saat itu kondisinya sangat kritis dia di asuh dengan nenek dan kakeknya.
Saat aku bertanya "bagaimana rasanya tidak bisa melihat?" dia menjawab "awalnya aku sangat-sangat bingung kenapa semua gelap? Dimana semua? Kenapa aku hanya dapat mendengar?Â
Walau aku saat itu masih kecil tetapi aku dapat merasa bingung dan ada rasa aneh didalam hati" dan pada saat itu aku memaku di tempat dan juga merasakan apa yang saat itu dia rasakan dan aku juga ikut menangis yah... walaupun dia tidak bisa melihat aku menangis tetapi entah dari mana dia tiba-tiba bilang "jangan menangis, aku tak apa" setelah itu aku semakin menangis sejadi-jadinya dan bertanya di dalam hati pada tuhan "tuhan mengapa kamu memberi gadis sekecil itu cobaan yang sangat berat". Lalu aku bertanya pada dia "bagaimana kamu bisa mengerti aku menangis?" lalu ia menjawab "kita sudah menjadi sahabat, dan sahabat pasti mengerti perasaan satu samalain".
Rani adalah gadis remaja yang dibesarkan hanya dengan kakek dan neneknya. Rani gadis yang sebenarnya ceria tetapi karena banyak orang yang memandang dia dengan sebelah mata menjadikan rani pendiam dan tidak banyak bicara. Teman nya pun hanya beberapa. Rani sekolah di sekolah luar biasa di jogja dan dia duduk di bangku kelas 2 SMA.Â
Dia anak yang sangat pintar dan tidak pernah malas belajar. Walaupun ia tidak bisa melihat tetapi dia sangat senang mencari informasi pelajaran melalui mendengarkan materi dan membaca memlalui huruf braille yang dibaca melalui sentuhan dengan jari. Dia sangat berprestasi dan tidak pernah membolos sekolah. Dia juga mandiri dan tidak bergantung pada semua orang. Yah dan dia orang yang sangat fun, menyenangkan dan suka membantu orang.
Awal aku bertemu dengan rani pada saat aku berjalan-jalan sendiri menyusuri kota Jogja dengan membawa mobil. Ya walaupun aku belum genap 17 tahun tetapi aku sudah bisa membawa mobil.Â
Orang tua ku tidak keberatan kalau aku membawa mobil sendiri. Aku sudah terbiasa menggunakan mobil saat aku tinggal di Bandung. Kalau aku tidak membawa mobil sendiri aku takut akan tersasar jika menaiki kendaraan umum. Orang tua ku sangat sibuk sehingga tidak bisa mengantar aku kemana-mana.Â
Dan aku akan ceritakan kembali kisah saat aku pertama bertemu dengan Rani. Saat aku jalan-jalan di malioboro yang pada saat itu dalam keadaan ramai sekali, aku melihat seorang gadis yang duduk sendiri di bangku.Â