Budaya perusahaan sangatlah kuat karena nantinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan menjadi lebih baik atau malah lebih buruk. Â Budaya juga berperan penting untuk organisasi dalam menciptakan kelancaran dalam segala aspek yang akan berjalan pada organisasi. Perusahaan yang berkembang seperti Google, Southwest Airlines dan Apple sering mengaitkan kesuksesan mereka dengan budaya yang dibantu oleh para pemimpin mereka. Sebagian besar pemimpin sekarang memahami bahwa ketika budaya perusahaan sesuai dengan kebutuhan lingkungan eksternal dan strategi perusahaan maka karyawan dapat menciptakan organisasi yang nantinya akan sulit dikalahkan.
Beberapa orang menganggap bahwa budaya sebagai karakter atau kepribadian suatu organisasi. Bagaimana sebuah organisasi terlihat dan terasa ketika kita memasukinya. Contohnya seperti saat kita mengunjunggi kantor pusat di Exxon Mobil, kita mungkin akan merasakan formaitasn begitu kita berjalan di pintu masuk kantor tersebut. Sebagian besar karyawan akan mengenaik pakaian formal seperti meja yang rapi dan suasanaya yang diwarnai dengan daya saing dan pendekatan analitis yang ketat untuk mengurus bisnis.
Budaya dapat diartikan sebagai seperangkat nilai-nilai kunci, asumsi, pemahaman dan norma-norma yang dibagi oleh para anggota organisasi yang diajarakan kepada anggota baru. Norma adalah standar bersama yang menentukan perilaku apa yang dapat diterima dan diinginkan dalam sekelompok orang. Dasarnya budaya adalah pola asumasi dan keyakinan bersama tentang bagaimana hal-hal yang dilakukan dalam suatu organisasi. Sebagai anggota organisasi kita harus bisa mengatasi masalah internal dan eksternal dan mengembangkan asumsi bersama dan norma-norma perilaku yang diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk berpikir, merasakan dan bertindak dengan masalah tersebut.
Beberapa nilai menjadi begitu tertana dalam budaya sehingga anggota organisasi mungkin secara tidak sadar menyadarinya. Asumsi dasar ini merupakan esensi dari budaya. Pada John Lewis asumsi-asumsi ini mungkin akan termasuk (1) bahwa perusahaan peduli dengan karyawannya sebanyak yang diharapkan oleh mereka untuk peduli kepada pelanggan, (2) bahwa karyawan individu harus berpikir untuk diri mereka sendiri dan melakukan apa yang mereka yakini benar untuk memberikan layanan kepada pelanggan secara luar biasa, dan yang terakhir (3) bahwa kepercayaan dan kejujuran merupakan bagian penting dari hubungan bisnis yang sukses. Asumsi umumnya dimulai dengan nilai-nilai yang diungkapkan tetapi seiring waktu mereka menjadi lebih tertanam dan kurang terbuka untuk anggota sehingga mereka menerima begitu saja dan seringkali juga mereka tidak menyadari asumsi yang memandi perilaku, bahasa, dan pola interaksi sosial mereke sendiri.
Ketika orang berhasil dalam melakukan apa yang mereka lakukan maka ide-ide dan nilai-niai yang membuat mereka berhasil dan itu juga merupakan budaya dari organisasi. Budaya juga memveri karyawan rasa identitias organisasi dan menghasilkan komitmen terhadap nilai-nilai tertentu dan cara dalam melakukan sesuatu. Budaya juga mempunyai dua fungsi dalam organisasi yaitu mengintergrasikan anggota sehingga mereka tau bagaimana berhubungan satu sama lain dan membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan eksternal. Budaya intergrasi internal membantu karyawan untuk mengembangkan identitas kolektid dan tau bagaimana bekerja secara efetktif. Ini juga merupakan budaya yang memandu hubungan kerja sehari-hari dan menentukan bagaimana orang berkomunikasi dalam organisasi dan perilaku apa yang dapat diterima atau tidak diterima dan bagaimana juga kekuatan status dialokasikan. Budaya jug adapat menanamkan aturan tidak tertulis ke dalam pikiran karyawan yang nantinya bisa sangat kuat dalam menentukan perikau sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi.
Contohnya seperti Tata Consultancy Service yang menginginkan budaya yang kuat untuk mendorong kinerja tim, kolaborasi, dan saling percaya. Dalam lingkungan kepercayaan orang akan lebih cenderung berbagai ide untuk menjadi kreatif dan nantinya akan bermurah hati dalam pengetahuan dan bakat mereka. Budaya adaptasi eksternal juga menentukan bagaimana organisasi memnuhi tujuan dan berurusan dengan orang luar. Nilai-nilai budaya yang tepat dapat membantu organisasi untuk memenuhi tantangan eksternal. Budaya harus mewujudkan nilai-nilai dan asumsi yan dibutuhkan oleh organisasi untuk berhasil dilingkungannya. Jika lingkungan kompetitif membutuhkan kecepatan dan fleksibilitas seperti budaya harus mewujudkan nilai-nilai yang mendukung untuk kemampuan untuk beradaptasi dan respon cepat terhadap kebutuhan pelanggan atau perubahan lingkungan. Dengan itu budaya sangat penting untuk organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik dan mencapai visi misi yang telah dibuat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H