Ulat sagu ternyata bukan monopoli di konsumsi oleh orang papua saja. Di Selat Panjang ( Riau ) ternyata ada juga yg menyantapnya. Ini pengalaman saya waktu ikut temanpulang ke kampungnya yg terletak di Selat Panjang.
Selat Panjang dikenal sebagai daerah penghasil sagu. Tepung sagu dihasilkan dari batang sagu yg diparut dan diambils saripatinya. Batang sagu yg sudah dipotong menyisakan tunggul dibagian akar dan ujung yg masih berpelepah. Setelah terbiar kira kira sebulan, tunggul dan ujungnyaakan membusuk. Dari sinilah ulat sagu di hasilkan. Para petani sagu mengambil ulat ulat ini untuk di makan.
Cara masaknya cukup sederhana. Panaskan wajan, kemudian tuangkan ulat sagu ini ke dalam wajan yg apinya dijaga agar jangan terlalu besar. Bolak balik agar jangan gosong.Tak perlu memakai minyak karena ulat ulat ini akan mengeluarkan minyak yg berbau harum.
Setelah kira kira 15 menit, tapis ulat sagu yg telah matang ini dengan saringan (agar gak terlalu berminyak). Sekarang ulat sagu ini siap disantap. Rasanya kenyal kenyal...maknyusss tenan !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H