Mohon tunggu...
Verbena Ayuningsih Purbasari
Verbena Ayuningsih Purbasari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

deep thinking..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akan Kemanakah PKn itu?

16 April 2014   23:47 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam era modern ini kita cenderung selalu berkembang mengikuti perubahan jaman, entah itu dari segi ekonomi, pendidikan, politik, hukum, dll. Akankah perubahan tersebut membawa pengaruh baik atau buruk, semua tergantung dari pemahaman dan proses seleksi dari dalam diri kita masing-masing.

Karena tidak semua orang Indonesia memiliki rasa bangga terhadap apa yang menjadi kultur negaranya, menjadi sebab mengapa pendidikan kewarganegaraan dijadikan sebagai mata pelajaran dasar di semua jenjang maupun tingkat pendidikan. Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya adalah sebuah materi yang mempelajari tentang hubungan warga negara dengan negaranya dalam rangka menumbuhkan sikap kecintaan terhadap tanah air. Dan setelah mendapatkan materi tersebut, diharapkan generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa Indonesia, memiliki pengetahuan tentang kewajiban dan hak-hak seorang bangsa terhadap negara, sehingga nantinya mereka mempunyai perasaan dan sikap yang benar-benar mencintai negaranya sendiri.

Pendidikan kewarganegaraan dirasa menjadi elemen yang penting dalam membentuk karakter bangsa ditengah-tengah persoalan pelik krisis kebudayaan yang telah lama melanda negeri. Banyak kita jumpai siswa yang mengalami kegagalan dalam studinya, tawuran antar pelajar dan masalah-masalah akademik lainnya. Seolah-olah semua masalah itu disamakan dengan peran dan tanggung jawab guru Pendidikan Kewarganegaraan yang gagal dalam mendidik siswa-siswanya di sekolah. Padahal, sebenarnya semua persoalan-persoalan yang menyangkut degradasi moral generasi muda bukan sepenuhnya merupakan salah guru-guru Pendidikan Kewarganegaraan. Perubahan pola pikir dan sikap sebagian besar bangsa ini bisa saja diakibatkan oleh pengaruh eksternal dan internal yang melingkupi lingkungan yan berbeda-beda.

Anggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah saat ini hanya melulu sebatas materi ajar dan kurang dalam prakteknya merupakan suatu tantangan dan beban tersendiri bagi para guru. Akibatnya, banyak dipertanyakan cara mengajar guru dan keefektifan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas yang merupakan faktor penting yang menentukan apakah materi Pendidikan Kewarganegaraan mampu betul-betul menanamkan nilai-nilai dan karakter yang baik pada siswa atau tidak. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang lebih mengembangkan aspek kognitif ini memang mendapat sorotan banyak pihak. Bagaimana tidak, materi yang digadang-gadang mampu membentuk dan menanamkan identitas kebangsaan siswa ini dinilai hanya sebatas materi tanpa praktik pengembangan moral di lapangan. Oleh karenanya, timbul berbagai pendapat miring yang semakin menyudutkan ekstistensi dari adanya pelajaran Pendidikan Kewarganegraaan di sekolah. Akan dibawa kemanakah Pendidikan Kewarganegaraan ini selanjutnya? Tergantung dari adanya prinsip dan adanya dorongan yang kuat dari masing-masing diri warga negara dalam mewujudkan suatu konsep pemahaman mengenai apa kewarganegaraan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun