Vera Verawati
Lagu-lagu terdengar mengambang, nadanya sumbang ditiupkan keresahan suara-suara kecil, namun memekakkan pendengaran.
Ada isak tertahan yang membuat dadanya menggelembung limbung. Remahan asa kembali dipunguti demi hati yang coba dikuatkan.
Genggam saja, harap yang mengerat dalam kepalan. Jangan lepaskan karena hanya itu satu-satunya alasan untuk terus melanjutkan.
Ke mana pergi mimpi merah muda, yang sempat meraja makna. Tidaklah luka sudah mulai tertata. Cobalah untuk sekali saja percaya, bahwa cinta dan setia itu nyata.
Lagu itu terhenti, pada notasi akhir yang ditutup setetes air mata. Tidak lagi berisi keluh kesah. Karena senyum menyiratkan bahagia yang bukan fatamorgana.
Warna bukan lagi simbol aksara- aksara duka. Biar tercecer tak lagi akan disesali. Hati telah genapkan keyakinan. Bertaut tak terpisahkan.
Sawah Lope, 27 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H