Mohon tunggu...
Vera Verawati
Vera Verawati Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary woman

Kopi dan buku, serta menulis apa pun yang tergerak hati.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pulang

3 April 2024   17:31 Diperbarui: 3 April 2024   17:37 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat J & J wisata dan resto Desa Linggarjati Kab.Kuningan. (Dok. Pribadi)


Oleh  : Vera Verawati

Siapa yang merindukan pulang ke rumah ketika anda berada berjauhan, kampung halaman, ke tempat yang anda anggap paling nyaman. Tak pernah ada diskriminasi, hangat dan selalu menghargai keberadaan anda dalam kondisi apa pun. Baik sehatnya, sakitnya, suksesnya atau ketika anda hanya orang biasa di mata yang lain.


Melupakan dan menghapus sebuah ekspektasi dari orang-orang terdekat, rasanya amat menyakitkan. Tanpa pernah mereka mau tahu betapa anda telah berjuang maksimal untuk memenuhi dengan cara anda sendiri. Tapi siapa yang tahu takdir seseorang, selain Sang Penulis takdir itu sendiri.


Berjauhan dari orang-orang tercinta. Ibu, kerabat dan sahabat-sahabat terkasih. Tapi demi pembuktian atas kata lain dari bakti, maka anda meninggalkan rumah di mana ada sepetak kamar, yang menyimpan berjuta cerita. Pernah anda tuliskan pada buku harian atau menjadikannya lagu pada gitar tua yang akhirnya anda gantung di salah satu pojoknya.


Memulai hidup diperantauan tak semudah dalam bayangan. Tidak semua mereka yang pergi akhirnya membawa cerita keberhasilan. Lalu, bagaimana dengan orang-orang yang kurang beruntung, hidup dengan segala keterbatasan. Walau harus berpindah dari kontrakan satu ke kontrakan lain karena diusir atas keterlambatan pembayaran sewa.


Begitu banyak yang ingin pulang, kembali ke keluarga dan bertemu orang-orang tercinta, menelusuri tempat-tempat bersejarah untuk anda. Apa daya tak berkemampuan walau sekedar untuk ongkos pulang pergi.


Maka pulang itu akhirnya berbeda makna, yakni ke tempat di mana akan selalu ada senyum yang menyambut dengan segala ketulusan. Tanpa mempertanyakan apa yang anda bawa, tanpa menyoalkan anda telah menjadi apa. Melibatkan anda pada perbincangan hangat, tanpa ingin tahu siapa anda.


Pulang yang sesungguhnya tentang ruh yang meninggalkan raga, kembali menghadap Sang Pencipta. Maka, pada pulang yang sesungguhnya inilah, perbekalan sejatinya disiapkan dengan atau tanpa rumah sekali pun. Dengan atau tanpa kerabatpun tubuh ini kembali akan membumi.

Pondok Kata,  3 April 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun