Mohon tunggu...
Vera Verawati
Vera Verawati Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary woman

Kopi dan buku, serta menulis apa pun yang tergerak hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dokumentasi Langit

11 Juli 2023   19:36 Diperbarui: 11 Juli 2023   19:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa blitz serupa garis tegas yang diguratkan petir, sebagai pertanda tangan-tangan malaikat sedang mencatat lelaku umat. Hujan yang deras di magrib ini seperti hendak mematahkan langkah-langkah mencari hakitat  kemuliaan dalam taat.


Cahaya membias di langit yang gelap oleh malam. Wajahnya murung berkabung, rindu dirundung, membuatnya bingung membeda asa dan cinta yang nyaris limbung. Ke mana hati hendak dititipkan sedang fikir dan fakir sering kali menyesatkan.


Dialog tadi siang dan sederet rencana masa depan, tapi tidak untuk diri seorang melainkan kebaikan generasi yang kelak menjadi cendikiawan. Saat sebuah tanya tertuju pada atap rumah yang melapuk, maka berpura-puralah kokoh bak istana Sang Ratu.


Duduk diam, menghadap layar dengan cahaya memantulkan sebuah cita-cita yang membias pias. Lanjutkan menari jemari, menyentuh tombol-tombol mungil dengan aksaranya yang acak.

 Menatanya menjadi kata demi kata, pengungkapan atas kasih kepada sesama.
Sebenarnya, ada sebuah khayal yang tercipa di Sabtu malam. Berharap duduk berdampingan di sebuah taman bersama seorang teman, menikmati bulan yang tersenyum menggoda. Saling berkisah tentang apa yang tak terkatakan selama berbilang jarak terentang.


Tapi yang terjadi, menikmati pojokan sepi. Membuka lembar demi lembar halaman yang menceritakan sebuah sejarah perbudakan dan pengasingan. Seperti menggiring diri di negeri terasing dengan ketakutan dan perasaan menyeramkan.


Ada gambar yang tersimpan, dialog yang terekam, menjadi tulisan-tulisan tanpa luka kehilangan. Semua tersusun pada diary manusia, catatan hamba tak bisa diperdaya oleh rupa teristimewa, dokumentasi langit tak mampu tertipu oleh mimik pura-pura.


Menata dan meniti jalan kehidupan yang sudah digariskan, tanpa penawaran dan penolakan. Hanya iman dan ketaatan mampu menjaga keseimbangan dalam kewarasan. Tetap berpegangan pada ayat yang tercatat tanpa cacat, demi kesempurnaan bahagia dunia pun akhirat.

Kuningan, 8 Juli 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun