Sebuah kenyataan yang miris ketika sebuah perbincangan dengan anak-anak di Taman Baca membahas tentang sejarah negara Indonesia. Saat pertanyaan tentang tokoh-tokoh pahlawan baik pahlawan kemerdekaan dan pahlawan nasional maupun pahlawan revolusi ternyata kesulitan untuk menjawab.
Antusiasme anak-anak terhadap sejarah terlihat jelas ketika TBM Pondok Kata RZ bersama anak-anak binaannya berkunjung ke Gedung Naskah Linggarjati pada Minggu (2/7) serta para orang tuanya. Dengan melihat langsung ke lokasi terjadinya sebuah peristiwa sangat penting bagi republiknya. Secara tidak langsung menanamkan sikap nasionalis pada anak-anak.
Menjaga dan merawat aset sejarah merupakan kewajiban bersama, termasuk mengedukasikannya kepada masyarakat khususnya anak-anak agar mengenal dan tidak menjadi generasi yang lupa berterima kasih pada para pahlawan yang menjadi ujung tombak Indonesia bisa sebesar saat ini. Tapi coba perhatikan, hanya beberapa sekolah saja yang berinisiatif mengajak siswa-siswinya berwisata ke tempat bersejarah.
Haruskah modernisasi menggerus rasa empati kita terhadap para pahlawan yang sudah mengorbankan tidak saja harta tetapi juga nyawanya untuk keberlangsungan sebuah peradaban bangsa. Mari ajak anak-anak untuk tahu seberapa hebat negeri ini melalui perjuangan untuk sebuah kata merdeka.
 Agar mereka tahu bagaimana cara mengisi dan mempertahankan kemerdekaan itu.
Maka tidak saja menjadi kewajiban sekolah untuk mengajarkan sejarah dalam bentuk mata pelajaran tapi juga melibatkan secara langsung agar tercipta keterikatan secara emosional dengan anak-anak atau generasi muda kita. Ayo kunjungi tempat-tempat bersejarah di sekitar kita dan ajak keluarga atau sekolahnya, bukan saja untuk berwisata tapi lebih lagi upaya membangun jiwa patriotisme pada generasi selanjutnya. (VR)
Kuningan, 2 Juli 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H