Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kapankah Belajar Tatap Muka Semester II?

20 Desember 2020   00:42 Diperbarui: 20 Desember 2020   02:24 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dopri/Belajar Tatap Muka

Oleh: Vera Syukriana, S.Pd

Pembelajaran tatap muka adalah hal yang sangat diharapkan. Informasinya sangat ditunggu-tunggu oleh semua peserta didik. Sama halnya dengan menunggu hasil belajar atau penerimaan rapor semester.

Penerimaan rapor semester adalah hal yang ditunggu-tunggu setiap peserta didik, terutama orang tua peserta didik. Banyak mereka yang mengharapkan nilainya memuaskan.

Tak jarang orang tua menanyakan perkembangan belajar anaknya. Seperti yang kita ketahui bahwa
pembelajaran jarak jauh kurang efektif dan penilaiannya tidak murni.

Kenapa tidak murni?

Sebab, peserta didik menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru tidak murni pemikiran mereka sendiri. Sebagian besar dari mereka mengandalkan bantuan orang tua atau kakak yang menjadi pendampingnya saat belajar di rumah.

Faktanya pada kelas 6 tahun ajaran 2020/2021. Mereka belum pernah tatap muka sejak awal kenaikan kelas.

Kedekatan dengan guru pun belum mereka rasakan seperti halnya yang mereka peroleh saat kelas 5. Mereka merasakan sentuhan secara langsung dari guru kelas.

Sedangkan, pandekatan yang dilakukan guru saat pembelajaran jarak jauh yaitu dengan memberikan perhatian dan  semangat. Meskipun hanya melalui media sosial seperti pesan pribadi, melalui Whattsup grup, dan pertemuan singkat saat mereka mengantarkan tugas sekali seminggu.

Mereka merasakan kedekatan yang menumbuhkan kerinduan mereka untuk belajar tatap muka. Rindu terhadap guru, teman-temannya, dan merindukan suasana di sekolah.

Orang tua mereka mengakui hal ini. Anak-anak mereka sering menyampaikan kerinduannya. Apalagi ketika diumumkan penerimaan rapor dan harus diambil orang tua. Dengan alasan, ada surat persetujuan yang harus diisi oleh orang tua untuk persiapan belajar tatap muka tanggal 4 Januari 2020.

Ketika jadwal penjemputan rapor kelas  enam jam 09.30 sampai jam 10.30, beberapa orang tua masuk bergantian ke kelas. Mereka masuk penuh harapan. Mereka sangat menginginkan nilai rapor anaknya tidak memalukan.

Begitu masuk, mereka mengisi surat persetujuan untuk belajar tatap muka. Dari 30 siswa kelas 6, tidak ada satu pun yang tidak menyetujui belajar tatap muka.

Padahal, ada satu orang peserta didik yang sakit. Namanya Fakhry. Dia harus tranfusi darah setiap sekali tiga minggu. Pihak sekolah mengizinkannya untuk belajar di rumah. Karena anak yang berpenyakitan akan rentan terkena virus Covid-19.

Setelah mendengarkan panjelasan dari gurunya, orang tua Fakhry tetap meminta pihak sekolah untuk mengizinkan anaknya sekolah tatap muka. Bapak Fakhry menyampaikan kerinduan anaknya kepada guru dan teman-temannya. Dan berharap ini menjadi obat bagi anaknya.

Segitu pentingkah pembelajaran tatap muka?

Ya, tentu sangat penting. Bagi kami guru, pembelajaran tatap muka sangat membantu untuk mentransfer ilmu secara langsung. Dengan belajar tatap muka, kami guru lebih mudah mengetahui perkembangan belajar anak baik spritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilannya.

Dari pada sekarang, pembelajaran jarak jauh selama enam bulan ini tidak memberikan lenilaian murni.nilai yang diberikan adalah pengolahan nilai yang berpatokan kepada nilai peserta didik saat dia naik kelas enam. Dari rapor semester 2 kelas 5.

Berpengalaman dari peserta didik lulusan sebelum ini. Karena Corona, mereka tidak bisa merasakan suka duka perjuangan Ujian Nasional. Mereka kehilangan kenangan tentang masa-masa perpisahan dengan guru dan temannya.

Mereka tidak merasakan susahnya untuk mendapatkan lulus dari SD. Mereka hanya bisa santai dan sudah bisa memastikan bahwa mereka tetap lulus.

Apakah itu benar?

Ini sangat benar. Semua peserta didik kelas 6 tahun ajaran 2019/2020, 100 % lulus. Nilai ijazah mereka diambil dari rekap nilai rapor kelas 4 semester satu dan dua, kelas 5 semestet satu dan dua, dan kelas 6 semestet satu.

Dari rekap nilai 5 semester ini, akan dirata-ratakan. Nilai rata-rata inilah yang menjadi nilai ijazah mereka. Sehingga mereka semua lulus. Tidak salah orang mengatakan mereka lulusan Corona.

Lulusan tanpa Ujian Nasional. Lulusan di masa virus Covid-19 merebak di berbagai daerah. Yang memaksa peserta didik untuk stay at home sampai mereka tamat, bahkan sampai sekarang.

Berdasarkan pengalaman ini, guru kelas 6 memberikan nilai atas dasar rapor kenaikan kelas mereka dari kelas 5. Dengan tujuan, dapat membantu mereka memperoleh nilai ijazah yang bagus. Paling tidak, memenuhi KKM. Tidak terlepas juga dari tugas-tugas mereka selama satu semester ini.

Tujuannya, supaya dapat membantu nilai ijazah peserta didik. Seandainya UN ditiadakan lagi pada peserta didik kelas 6 tahun ini. Nilai semester 1 kelas 6 akan membantu untuk nilai ijazah mereka. Dan sangat berpengaruh untuk melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi.

Semoga harapan kami diijabah Allah SWT. Harapan untuk tatap muka pada semester 2 tepatnya tanggal 4 Januari 2020.

Akan tetapi, dibalik harapan ini ada rencana yang mengecewakan pendidik dan orang tua peserta didik. Yaitu, pembagian jadwal shift pada peserta didik.

Yang mana, shift satu jadwalnya dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Sedangkan shift 2, dari pukul 13.00 WIB sampai jam 16.00. Rencana ini mengecewakan beberapa orang tua karena bagi anaknya yang shift 2 akan menghilangkan kesempatannya untuk belajar Al Qur'an di MDA.

Masih ada beberapa peserta didik yang belajar Al Quran walaupun mereka sudah kelas 6. Para orang tua merasakan bahwa sekarang pemerintah lebih mendahulukan dunia dibanding akhirat.

Keputusan ini sudah menjadi ketetapan dinas. Mudah-mudahan ada kebijakan dari pihak sekolah, sehingga peserta didik dapat belajar mengaji sore harinya.

Tidak mudah untuk kembali seperti sediakala. Ada banyak jalan terjal yang harus dilalui.

Mudah-mudahan, ini salah satu kita dapat memahami bahwa semua ini atas izin Allah SWT. Agar kita meyakini semua akan kembali lagi atas izin Allah SWT.

InsyaAllah tanggal 4 Januari 2020, pembelajaran tatap muka dimulai dan kami akan mengukir kenangan yang sudah lama hilang karena pandemi ini. Kita harus optimis bahwa Allah SWT akan wujudkan harapan guru dan peserta didik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun