Mohon tunggu...
Vera Syukriana
Vera Syukriana Mohon Tunggu... Guru - guru

meyakini dan mensyukuri adalah awal kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kapankah Belajar Tatap Muka Semester II?

20 Desember 2020   00:42 Diperbarui: 20 Desember 2020   02:24 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang tua mereka mengakui hal ini. Anak-anak mereka sering menyampaikan kerinduannya. Apalagi ketika diumumkan penerimaan rapor dan harus diambil orang tua. Dengan alasan, ada surat persetujuan yang harus diisi oleh orang tua untuk persiapan belajar tatap muka tanggal 4 Januari 2020.

Ketika jadwal penjemputan rapor kelas  enam jam 09.30 sampai jam 10.30, beberapa orang tua masuk bergantian ke kelas. Mereka masuk penuh harapan. Mereka sangat menginginkan nilai rapor anaknya tidak memalukan.

Begitu masuk, mereka mengisi surat persetujuan untuk belajar tatap muka. Dari 30 siswa kelas 6, tidak ada satu pun yang tidak menyetujui belajar tatap muka.

Padahal, ada satu orang peserta didik yang sakit. Namanya Fakhry. Dia harus tranfusi darah setiap sekali tiga minggu. Pihak sekolah mengizinkannya untuk belajar di rumah. Karena anak yang berpenyakitan akan rentan terkena virus Covid-19.

Setelah mendengarkan panjelasan dari gurunya, orang tua Fakhry tetap meminta pihak sekolah untuk mengizinkan anaknya sekolah tatap muka. Bapak Fakhry menyampaikan kerinduan anaknya kepada guru dan teman-temannya. Dan berharap ini menjadi obat bagi anaknya.

Segitu pentingkah pembelajaran tatap muka?

Ya, tentu sangat penting. Bagi kami guru, pembelajaran tatap muka sangat membantu untuk mentransfer ilmu secara langsung. Dengan belajar tatap muka, kami guru lebih mudah mengetahui perkembangan belajar anak baik spritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilannya.

Dari pada sekarang, pembelajaran jarak jauh selama enam bulan ini tidak memberikan lenilaian murni.nilai yang diberikan adalah pengolahan nilai yang berpatokan kepada nilai peserta didik saat dia naik kelas enam. Dari rapor semester 2 kelas 5.

Berpengalaman dari peserta didik lulusan sebelum ini. Karena Corona, mereka tidak bisa merasakan suka duka perjuangan Ujian Nasional. Mereka kehilangan kenangan tentang masa-masa perpisahan dengan guru dan temannya.

Mereka tidak merasakan susahnya untuk mendapatkan lulus dari SD. Mereka hanya bisa santai dan sudah bisa memastikan bahwa mereka tetap lulus.

Apakah itu benar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun