Disinilah para siswa mendapatkan pengetahuan dalam memandang dunia secara holistik, mereka secara tidak langsung diajak untuk menghubungkan berbagai konsep dari berbagai disiplin ilmu dan pastinya pengalaman ini sangat berharga.
Perlu diingat, dalam pembelajaran STEAM , guru melakukan kolaborasi baik dalam asessmen maupun konsep, kita sebagai guru hanya perlu menyesuaikan pada setiap tahapan kegiatan dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.Â
Saya beberapa kali mempraktikkan integrasi STEAM ini baik dalam pembelajaran maupun asessmen karena dari hasil observasi, saya melihat siswa lebih mudah memahami konsep-konsep agama Islam melalui kegiatan yang menyenangkan dan menantang, disamping itu, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikasi. yang lebih menarik adalah  adanya koneksi yang lebih kuat antara iman dan ilmu pengetahuan, misalnya siswa menyadari bahwa ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam, dan yang terakhir siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar karena merasa pembelajaran agama Islam relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Demikian sedikit ulasan saya tentang pembelajaran STEAM, semoga pembaca dapat terinspirasi, dan tulisan lebih rinci lagi akan saya share di Part II.
Chaoooo...
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H