Setiap tanggal 10 November kita warga negara Indonesia memperingatinya sebagai hari pahlawan. Namun sudahkah kita meneladani sikap para pahlawan yang sebenarnya.
Hari pahlawan diperingati untuk mengenang mereka para pejuang yang telah membela bangsa Indonesia dari jaman penjajahan oleh bangsa asing dan oleh rakyatnya sendiri. Mereka yang rela berjuang tanpa pamrih walau perih jiwa dan raga yang dirasakan.
Bukan hanya kita ikut memperingati dengan upacara ataupun ucapan selamat saja, tapi harusnya merenungi apa yang sudah kita lakukan sampai saat ini untuk bangsa.Â
Meneladani sikap para pahlawan tidaklah mudah, tidak harus memanggul senjata ataupun bertemu musuh secara nyata namun harus bisa berjuang melawan sikap buruk yang ada pada diri kita.
Para pahlawan memiliki sikap ikhlas dalam berjuang, lebih mementingkan kepentingan orang banyak dan menanggalkan ego pada diri sendiri. Tidak membutuhkan pujian atau pamrih, mereka totalitas berjuang demi kemerdekaan dan kebaikan bersama.
Sedangkan sifat manusia sekarang masih banyak yang merasa sudah jadi pahlawan hanya karena bisa menunjukkan kehebatannya dalam satu bidang. Mereka mendapat pujian yang membanggakan dan merasa sudah berjuang untuk kebaikan padahal masih terselip rasa ingin dihargai dan dipuji-puji.
Perjuangan yang kita lakukan sekarang bisa dari berbagai bidang namun satu yang utama adalah jangan sampai berjuang karena ingin mendapatkan gelar kehormatan. Berjuanglah karena memang ingin mengabdi dan memperbaiki keadaan.
Sebagai guru jadilah guru yang punya niat mencerdaskan anak bangsa, jangan mengeluh dengan berbagai tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan, jangan mengeluh sikap peserta didik yang berbagai macam tingkahnya.Â
Menjadi seorang ibu rumah tangga juga harus ikhlas dan banyak bersyukur, karena ditangannya anak-anak bangsa akan tumbuh menjadi generasi cerdas yang berakhlak mulia.