Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjalanan Hari Ini

22 Oktober 2020   19:32 Diperbarui: 22 Oktober 2020   19:38 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brebes yang banjir (dok.vera shinta)

Hari ini kembali harus mengadakan kegiatan di kabupaten, jarak tempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan roda dua harus dijalani. Mau pakai roda 4 belum ada rodanya, jadi terima saja dulu harus kena panas dan hujan.

Pagi berangkat dengan semangat, selalu akan ada hal baru yang bisa ditemui dalam setiap proses. Bekerja pasti banyak resikonya, benturan dengan sistem dan banyak hal harus disikapi dengan bijak agar tidak membuat stress yang menyebabkan sakit jiwa raga.

Kegiatan dimulai siang hari, masih lagu lama warga +62 yang masih menerapkan jam karet pada setiap kegiatan. Hal ini menghambat dan sangat menyia-nyiakan waktu.

Hujan mengguyur Brebes dengan derasnya, sudah terbayang akan seperti apa genangan air di luar sana. Benar saja begitu keluar ruangan dan turun ke area parkir ternyata banjir sudah menyambut. Mau cari jalan mana juga tetap dikepung banjir dan harus lepas sepatu untuk mengamankan kaki agar tidak dingin saat perjalanan pulang.

Walau sudah lepas sepatu juga tetap basah celana dan gamis bagian bawah karena tinggi banjir diatas mata kaki. Mau bagaimana lagi kalau keadaan memang begini, inilah pelajaran hidup yang harus dihadapi untuk belajar sabar dan menerima keadaan.

Apapun yang kita lakukan tidak boleh selalu dihiasi dengan mengeluh, tapi harus bisa menjalani dan menikmati sepahit apapun ujian. Perjalanan masih panjang, ladang jagung dan hutan jati masih harus dilalui untuk mencapai rumah yang ada di pegunungan diujung batas kabupaten.

Sepanjang jalan hanya bisa berdoa dan pasrah, ditemani langit yang gelap dan gerimis halus. Bukan hantu yang ditakutkan tetapi manusia yang suka iseng ditengah jalan lebih menakutkan, kalau cuma barang yang diambil tak jadi soal tapi kalau nyawa taruhannya lebih ngeri lagi.

Disinilah kembali diuji, pasrah adalah jalan terbaik karena hanya Tuhan penolong kita dimanapun berada. Manusia hanyalah wayang yang menjalankan peran, dalang kehidupan adalah Tuhan Yang Esa. 

Manusia tak bisa berbuat apapun diluar kehendak Tuhan, maka janganlah sombong dengan apa yang kita miliki baik harta, kepandaian atau apapun juga.

Begitulah perjalanan hari ini, pengalaman adalah guru yang terbaik, kalimat tersebut sungguh tepat dalam kehidupan ini. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa mengambil pelajaran dalam setiap proses hidupnya agar menjadi manusia yang lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun