Tadi punya janji pergi sama teman ternyata harus menunggu di sebuah pengkolan, untung ada warung menjual soto banyumasan, aneka gorengan dan kopi. Cocok sekali mengisi waktu daripada kering nongkrong di atas motor sendirian.
Saya lihat jejeran roast bean dan berbagai alat seduh berjejer di kedai tersebut, beberapa kopi sachet juga menggantung di situ. Agak heran juga di sebuah warung kecil ada alat nggril dan biji kopi kering, padahal bukan cafe juga.
Iseng nanya sama masnya yang jualan ternyata memang beliau seorang barista, dulu pernah kerja di salah satu kedai kopi daerah wisata Baturaden namun sudah tutup. Padahal hanya 2 tahun jalan omset sudah sekitar 1.5 Milyar.Â
Ternyata masnya ini menyediakan kopi robusta dari Yogyakarta, wah kebetulan nih belum pernah mencoba. Mau mesen vietnam drip terlalu biasa, jadi pilih kopi tubruk aja biar lebih berasa nikmat aslinya kopi.
Untuk membuat kopi tubruk tidak boleh langsung seduh dengan air panas, tapi harus bertahap menyiramkan airnya. Rebus air sampai mendidih dan biarkan suhu agak turun ke 90 derajat celcius, baru sedun perlahan dengan menyiram mengitari bubuk kopi yang sudah dihaluskan.
Beri jeda sekitar 20 detik lalu lanjutkan lagi menyiramnya muter, begitu seterusnya sampai gelas penuh. Kopi robusta jogja ini sangat strong, terasa sekali pahitnya saat di cecap. Ingat ya, minum kopi murni itu tidak di teguk tapi diseruput pelan agar rasanya merambah menguasai lidah dan jangan diberi gula.
Mantap betul kopi tubruknya, apalagi disandingkan dengan randha royal. Yaitu tape atau peuyeum yang digoreng dengan tepung jadi rasanya asam, manis dan gurih. Segelas kopi tubruk hanya seharga 5 ribu rupiah dan randha royal satu hanya lima ratus rupiah, jadi total 6 ribu dapat kenyang dan nikmat.
Kata masnya rasa kopi robusta ini sangat digemari kaum tionghoa karena pahitnya sangat kuat dan bisa mengusir kantuk seketika. Selain itu juga bagus untuk kesehatan, beda jauh dengan kopi sachet yang hanya extrax dan gula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H