Selayaknya manusia pada umumnya, senin hingga sabtu terbiasa melakukan aktifitas di luar rumah. Menguras tenaga, waktu dan pikiran dengan berbagai kegiatan formal maupun non formal
Naik turun gunung, keliling desa, bertemu banyak orang dengan berbagai kendala yang hatus dihadapi demi kelancaran sebuah tujuan. Minggu menjadi hari yang sangat berharga, menetralkan kelelahan dengan bercengkerama bersama keluarga dan menyalurkan hobi.
Saya tidak punya sepeda untuk ikutan trend gowes seperti sekarang, karena saya memang takut naik sepeda (kalau naik motor suruh balapanpun masih oke lah). Hobi yang lagi senang dikerjakan ngikutin trend juga sih, berkebun.
Lahan mungil di dalam rumah jadi tempat menyejukkan jiwa, semula ruang komputer di sulap jadi area terbuka demi sirkulasi udara yang bagus dan menghijaukan mata. Tanaman yang ada juga tak ada yang beli, kebanyakan hasil diberi.
Saya buka orang yang hafal berbagai jenis tanaman, asal tanam aja yang penting bisa untuk menyibukkan diri melepas kepenatan. Cuma tahu ada anggrek dan itu entah jenisnya apa saja, aglonema yang katanya berharga ratusan ribu juga hasil pemberian para sahabat, krokot dan berbagai jenis tanaman lain tertata rapi dengan berbagai variasi pot.
Hobi sederhana yang sangat berharga untuk menyejukkan jiwa, tak butuh rupiah untuk mendapatkannya. Sebagai manusia harus pandai memanfaatkan waktu agar tidak terbelenggu oleh nafsu dunia.
Mencintai tanaman bagi saya adalah salah satu bentuk rasa syukur pada Sang Pencipta, sebaliknya saya tidak suka pelihara burung karena merasa ada perampasan hak kebebasan pada makhluk mungil ini. Selain itu juga untuk menyejukkan alam, mengurangi global warming yang makin mengganas di dunia.
KBC-26 KomBes Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H