Pagi ini saya masih berbagi tentang virus corona walau seolah dia telah pergi dan kita sudah bisa beraktifitas normal. Lonjakan 8 hari ini seluruh Indonesia terlihat makin menggila, bahkan di daerah saya juga puluhan warga baru dari 2 desa sudah sangat mengejutkan.
Berawal dari turunnya dinas kesehatan ke desa-desa dibantu puskesmas terdekat, meminta desa menyiapkan 10 sample orang dengan resiko (ODR) yaitu orang-orang yang punya penyakit bawaan untuk dilakukan swab di balai desa. Dengan pendekatan internal pada beberapa orang untuk mengikuti swab maka terlaksanalah dengan kesadaran sendiri mengikuti swab tersebut.
Seminggu setelah itu hasil pemeriksaan PCR keluar dan disampaikan pada desa ternyata orang-orang tersebut positif corona. Sebuah pemberitahuan yang mencemaskan dan menggetarkan siapapun yang mendengar.
Lidah tak bertulang, berita yang seharusnya masih harus diamankan demi kenyamanan warga ternyata bocor juga. Tentu saja cepat menyebar karena ana proses penjemputan salah satu pasien di tempat kerja yang menimbulkan kekhawatiran besar bagi rekan-rekan sekantornya.
Begitu juga pasien lain ada yang tidak terima dengan hasil tersebut, mengatakan dia sehat dan selalu menjaga kesehatan selama ini. Keluarga pasien tidak mengindahkan pula, bukannya karantina mandiri di rumah tapi tetap berkegiatan keluar rumah.
Siapapun akan cemas dan takut bila mendapat hasil seperti itu, walau covid 19 bukan aib namun tetap akan ada pengucilan pada mereka karena kesadaran masyarakat masih sukanya menghakimi. Itulah yang menjadi dilema di masyarakat.
Harusnya kita sadar bahwa yang dijauhi itu penyakitnya, yaitu dengan kita makin memperketat protokol kesehatan demi diri kita sendiri, keluarga dan lingkungan. Jangan hanya takut tertulas tapi justru takut menularkan.
Orangnya memang harus dijauhi, dalam arti untuk sementara di karantina dan dijauhkan dari orang-orang yang sehat agar virusnya tidak makin menyebar. Tapi bukan dikucilkan, dicaci, dihakimi dan dianggap biang penyakit karena mereka juga banyak yang tidak tahu di mana terpapar virus tersebut.
Kita memang sudah jenuh dengan keadaan ini, namun bukan berarti kita bebas lepas kontrol menjaga kesehatan sesuai protokol covid 19. Kita harus lebih bijak bersikap pada lingkungan, pada para penderita dan keluarganya.
Indonesia sehat, Indonesia hebat