Siang tadi saya ke pasar, tidak sampai satu jam sudah berseliweran pengamen sampai 5 kali. Baik yang sendirian maupun rombongan.
Ada pemain lama dan banyak yang baru, menawarkan berbagai lagu untuk di ganti rupiah. Ada yang hanya bermodal kecrekan bekas tutup botol, ada yang membawa gitar tua, ada juga yang memakai harmonika. Bahkan ada yang rombongan dengan menampilkan kelompok kentongan terdiri dari 8 orang dan sangat memekakkan telinga.
Di sepanjang lasar pasar mereka berarak menabuh alat masing-masing sambil menyanyikan tembang jawa. Bukannya menghibur malah jadinya mengganggu kenyamanan dan memekakkan telinga.
Salah seorang pedagang mengatakan setelah corona mulai surut justru di pasar makin banyak pengamen, sebenarnya mengganggu pedagang dan pembeli karena kadang mereka main colek kalau minta uang. Pengamen itu ada yang dari daerah sekitar dan luar daerah, sepertinya makin banyak pengangguran akibat pandemi dan alih profesi jadi pengamen.
Seperti yang disampaikan Narsum salah seorang pengamen yang berkeliaran di pasar, dulu dia kerja di Jakarta tapi karena corona banyak temannya yang di-PHK makanya memilih pulang kampung. Di daerah Prupuk (Tegal) dia bingung mau kerja apa, akhirnya dengan modal harmonika dia keliling daerah untuk mengamen.
"Saya malu kalau ngamen di daerah sendiri, makanya mending pindah dari satu daerah ke daerah lain dan hasilnya lumayan bisa buat kebutuhan istri dan anak saya," ungkap Narsum.
Dampak corona memang belum berakhir, status zona juga masih berubah-ubah dari merah ke kuning hingga hijau dan bisa balik ke merah lagi. Manusia sudah jenuh terkurung di rumah karena mereka juga butuh makan dan harus mencari uang.
Apapun pekerjaannya di masa pandemi ini sangat berarti asal masih dalam jalur halal dan tidak mengganggu orang lain. Semoga pandemi ini cepat berlalu dan kehidupan kembali normal sehingga masyarakat bisa lebih nyaman bekerja dan berkegiatan.
KBC-26 Kombes Brebes
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI