Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Curahan Hati Para Pelaku Seni Terdampak Covid-19 (1)

11 Juni 2020   18:18 Diperbarui: 11 Juni 2020   18:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket.Foto : Beberapa kostum Sanggar Elvista | dokpri

Pandemi Covid-19 sejak Maret sudah merubah banyak hal, dari tatanan kehidupan hingga gonjang ganjing perekonomian. Tidak hanya dirasakan oleh para pekerja yang kena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saja tapi juga sangat dirasakan oleh para pelaku seni.

Para pelaku seni yang murni mengandalkan penghasilan dari karya-karya mereka pasti sangat terdampak Covid-19 karena sebuah karya akan berharga bila dipersembahkan dihadapan khalayak ramai. Padahal semenjak virus corona masuk Indonesia semua kegiatan yang berkerumun tidak diperbolehkan.

Elsa salah satu pelaku seni asli Yogyakarta yang kini memiliki Sanggar Elvista di wilayah Bumiayu Kabupaten Brebes mengungkapkan curahan hatinya setelah ada pandemi hingga sekarang. Aksesoris dan busana carnival yang dia buat di awal tahun sudah menghabiskan uang puluhan juta untuk persiapan tampil di tingkat nasional maupun Internasional di Italia. 

Namun malang tak dapat dicegah saat semua kostum jadi dan semua karyawan sudah dibayar ternyata virus corona datang sehingga kemungkinan akan dibekukan selama 1 tahun.

Mau bilang apa kalau sudah terjadi seperti ini, perempuan mungil cantik ini biasa juga bekerja sama dengan dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Brebes hanya bisa pasrah dengan keadaan.

Beberapa karyawannya dari yang menjahit hingga membantu membuat kostum tentu saja tidak bisa diberhentikan begitu saja karena selama ini hanya mengandalkan bekerja di tempatnya.

Akhirnya Elsa mencari jalan lain agar karyawannya tetap bisa berpenghasilan, dengan modal yang ada dia menjadi pemasok beras dan menjual belikan dibantu para karyawan lelaki sedangkan yang perempuan membuat celana gamis (celamis) sebagai home made yang dipasarkan secara online.

Usahanya ini membuahkan hasil dan bisa membantu para karyawannya juga, tapi sekarang penjualan beras sudah berhenti karena permintaan sudah berkurang. Tinggal celamis saja yang masih jalan dan entah mau sampai kapan yang pasti belum bisa mengembalikan modal untuk pembuatan kostum yang sudah terlanjur dibuat.

KBC-26 Brebes Jateng

Vera Shinta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun