Pagi ini saya dari wilayah Brebes selatan yang merupakan daerah pegunungan meluncur ke Brebes utara karena ada kegiatan bertemu beberapa orang terkait pekerjaan. Brebes utara adalah daerah pesisir pantai utara yang terkenal panas, bertentangan dengan desa saya yang pegunungan.
Kebiasaan sarapan diatas jam 8 pagi jadi tadi berangkat gak sarapan dulu, janji pertemuan jam 9 jadi setengah 7 harus sudah jalan dari rumah karena jarak tempuh kurang lebih 2 jam membawa kendaraan sendiri. Walhasil niat cari sarapan yang ringan ternyata banyak yang belum buka, akhirnya terdampar di warung aseman khas Brebes.
Sebenarnya aseman ini lebih banyak diburu pengunjung saat makan siang karena menunya memang segar lebih nikmat di makan siang hari. Warung ini banyak berpusat di daerah Islamic Center Brebes, ada berderet beberapa warung dengan menu yang sama dan punya pelanggan sendiri-sendiri.
Ciri khas warung disini adalah sayur asem, pecakan dan pepes yang mayoritas hasil laut karena memang daerah penghasil ikan. Sayur asem di Brebes rasanya benar-benar asem dan cocok dinikmati di daerah panas, sangat berbeda dengan sayur asem Jakarta yang ada pedasnya.
Harga seporsi sayur asem dan sayur lodeh 4 ribu rupiah, sedangkan pecakan cucut/peh/manyung 10 ribu rupiah tapi kalau ditambah tauge jadi 12 ribu rupiah. Aneka gorengan seperti tempe, tahu tepung, tempe tepung dan mirong (gorengan udang) harganya seribu rupiah.
Semua warung aseman pasti ada menu aneka pepes dari jamur, tahu, teri, pelas (kelapa muda parut), telur belanak dan udang seharga 4 ribu rupiah sangat khas rasanya. Belum lagi menu rajungan dengan harga 10 sampai 20 ribu tergantung besar kecilnya.