Masih ingat kan suasana ramadan tahun kemarin, saat menjelang buka dan sahur pasti ada keseruan. Di kampung saya tiap hari sekitar jam setengah tiga pagi pasti sudah terdengar beberapa orang keliling membangunkan semua orang untuk sahur.Â
Dengan membawa bunyi-bunyian seadanya mereka mengingatkan agar tidak ada warga yang kesiangan untuk makan sahur. Mereka membawa jerigen, kentongan dan lainnya untuk tetabuhan sebagai alat musik sambil meneriakkan "sahuurrr sahuuuurrr". Kadang kalau terlihat ada rumah yang masih gelap merrka akan berhenti dan memanggil-manggil si pemilik rumah agar terbangun.
Ramadan kali ini tak lagi terdengar suara panggilan sahur karena ada pandemi. Social distancing dan physical distancing membuat semua orang cari aman di rumah saja, tak lagi pergi bergerombol dan mengelilingi kampung untuk membangunkan warga.
Kini kegiatan keliling saat sahur digantikan suara peringatan dari masjid besar. Biasanya takmir masjid yang tinggalnya di lingkungan masjid akan menyuarakan adzan awal sekaligus mengingatkan warga untuk bangun sahur. Suara dari toa terdengar jelas ke penjuru kampung, sehingga orang akan mendengar panggilan dari masjid. Bahkan kadang kala takmir sengaja membuat lelucon biar warga tergugah mendengar panggilan lucunya.
"Sahur sahuurrr.... Yuh pada sahur aja nganti kawanen, pada masak apa sluuurrr... Aja di gawa ngantuk mengko geseng"Â
"Sahur sahuuurrr... Yuk pada sahur jangan sampai kesiangan, masak apa sodara, jangan sambil ngantuk nanti gosong"
Seperti itu salah satu contoh pengingat sahur dari corong toa, kadang masih ada celoreh panjang menemani para ibu yang masak hidangan sahur. Pandemi memang masih meresahkan namun nikmat puasa tak boleh tergantikan.
KBC-26 Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H