Indonesia masih berduka, suasana mencekam karena corona. Pandemi yang belum juga berhenti di bumi ini, menambah banyak manusia yang terkena virus bahkan beberapa kota harus melakukan Penbatasa Sosial Berskala Besar (PSBB).
Banyak kegalauan dalam masyarakat, apalagi Ramadhan dan Hari raya di depan mata. Para perantauan biasanya sudah mulai memikirkan waktu untuk mudik. Bahkan pemerintah dan beberapa perusahaan sudah menyediakan mudik gratis, namun kini beda.
Hari raya Idul Fitri kali ini diharapkan tidak ada yang mudik, bukan tidak menghargai agama, tradisi dan keluarga tapi justru karena sayang. Daripada mudik harus jadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan di karantina 14 hati, makin tak bebas waktu berkumpulnya. Lebih baik menuruti aturan saja demi keselamatan bersama.
Sering kita baca slogan konyol "pulang malu, tak pulang rindu" itu berlaku bagi para supir yang kerja banting tulang namun penghasilan pas-pasan akhirnya dilema mau pulang tak ada penghasilan banya yang di bawa. Sekarang yang ada "Kami tak pulang karena sayang", maksudnya mereka yang harus kerja jauh dari keluarga kali ini tak bisa mudik itu karena mereka sayang sama keluarga di kampung.
Karena kita tidak tahu kondisi tubuh apakah benar-benar sehat atau sebenarnya pembawa virus, jadi untuk amannya lebih baik tahan dulu rindunya biar tidak menjadi musibah juga. Mengalah dengan waktu demi kebaikan bersama, setiap ada kejadian pasti ada hikmah didalamnya jadi nikmati dengan selalu berdoa dan waspada.
KBC-26 Brebes Jateng

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI