Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Corona Memaksa Rezeki Terhenti

15 April 2020   18:18 Diperbarui: 15 April 2020   18:22 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kebijakan untuk siswa belajar di rumah diperpanjang lagi, keputusan awal pertengahan Maret yang sangat mengejutkan semua pihak masih berlanjut hingga kini. Semua harus mematuhi aturan untuk stay at home demi keselamatan bersama.

Kisah ini nyata dari cerita para pedagang di kantin sekolah, waktu itu hari minggu 15 Maret 2020 mereka sudah berbelanja untuk persiapan jualan hari senin. Mereka sudah mendengar kebijakan pemerintah melalui televisi dan media sosial, tak belum ada pemberitahuan dari pihak sekolah kalau anak-anak langsung diliburkan.

Sekolah-sekolah juga belum berani ambil keputusan bila surat edaran dari dinas pendidikan setempat belum keluar. Maka sore hari kebijakan sekolah baru disampaikan agar guru-guru memberitahukan pada siswa yang punya handphone bahwa mulai 16 Maret sementara harus belajar di rumah semuanya. 

Bagi siswa yang tidak punya HP tetap berangkat dan guru siap datang ke sekolah untuk persiapan tugas dan menyambut anak yang hadir ke sekolah.

Pihak kantin sudah pasti tidak siap dengan pemberitahuan mendadak tersebut, uang belanja sudah dibelikan semua bahan untuk keperluan jualan. Dari tempe, tepung dan jajanan kering telah dipersiapkan, ternyata anak-anaknya libur.

Lebih mengenaskan lagi saat pandemi ternyata tidak secepat itu berlalu, mereka harus makin sabar saja dan hanya bisa bergumam "rezekiku di paksa berhenti".

Penghasilan mereka benar-benar hanya dari hasil jualan di kantin, suaminya kerja di sekolah tapi masih sebagai pegawai tidak tetap yang notabene honornya kadang minus karena harus mencicil hutangnya di koprasi. Mau darimana lagi mereka dapat uang untuk makan sehari-hari.

Kemarin piket sekolah sengaja menemui penjual kantin yang tinggal di sekolah, hanya bisa berbincang lemah karena sudah tak ada lagi uang untuk makan. Belum lagi penjual kantin yang lain, mereka juga bernasib sama harus memikirkan mau cari uang dengan cara apa lagi. 

Semoga kebijakan akan adanya bantuan atas kondisi pandemi ini bisa benar-benar digelontorkan okeh pihak pemerintahan desa dan tepat sasaran.

KBC-26 Brebes Jateng

Dok.KomBes
Dok.KomBes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun