Pandemi COVID-19 masih merebak, bahkan gaungnya makin ramai karena banyaknya ODP yang kian bertambah. Kebanyakan dari para perantauan yang mudik ke kampung halaman, walau statusnya hanya sebagai orang yang dipantau tapi tetap saja membuat khawatir banyak orang.
Segala hal yang sekiranya bisa menjadi pencegahan corona virus dilakukan, dari pemakaian masker, penyemprotan disinfektan, pendeteksian suhu tubuh hingga mencuci tangan pakai sabun.Â
Kalau diperhatikan sekarang ini hampir semua toko menyediakan tempat untuk cuci tangan, pembeli wajib cuci tangan dengan sabun sebelum masuk ke toko.
Fenomena ini terjadi setelah adanya pandemi COVID-19, sebuah hal baru sebagai dampak positif adanya corona virus. Seolah semua orang tersadarkan untuk selalu bersih terutama tangannya, mencuci tangan menjadi kewajiban tidak hanya sebelum makan.
Tidak hanya di depan toko atau rumah makan saja, di sepanjang jalan, pertigaan, perempatan, terminal dan tempat parkirpun disediakan air dan sabun. Sebuah gebrakan bagus dalam hal kebersihan dan kesehatan.
Apakah budaya cuci tangan ini akan tetap ada setelah pandemi mereda?
Kita belum bisa memastikan bila tempat cuci yangan itu akan tetap ada atau lenyap lagi di sepanjang jalan. Kalau melihat budaya orang Indonesia kemungkinan besar semua itu akan hilang lagi dan kembali seperti sedia kala.Â
Kebayangkan berapa banyak air dan sabun yang harus disediakan setiap hari? Belum lagi pemikiran orang kita yang akan kembali cuek karena beranggapan cuci tangannya itu hanya karena corona yang sangat ganas, bukan benar-benar dari kesadaran sendiri untuk menjaga kebersihan demi kesehatan.
Sebenarnya alangkah baiknya budaya cuci tangan ini tetap dilestarikan, disediakan banyak air dan sabun ditempat-tempat umum agar manusia tetap sadar akan manfaat kebersihan.Â
KBC-26 | Brebes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H