Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melayat Disediakan Tempat Cuci Tangan

26 Maret 2020   08:59 Diperbarui: 27 Maret 2020   14:59 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di depan rumah duka disediakan sabun dan kran air | dokpri

Corona Hari ini

Manusia tidak tahu kapan ajal akan menjemput, bila kematian harus terjadi ditengah pandemi saat ini tidak ada yang bisa menolak. Tak ada yang menginginkan untuk kehilangan walau seseorang itu sudah tua usianya tetap saja sedih ditinggal anggota keluarga.

Saat keadaan harus tinggal di rumah tentu tidak berlaku bila ada tetangga meninggal, apakah kita harus benar-benar meninggalkan rasa empati juga? Memandikan jenazah, taziah , menyolati dan memakamkan saudara yang telah berpulang adalah kewajiban bagi ummat muslim. Maka tak ada yang bisa menyalahkan bila disituasi seperti sekarangpun warga tetap datang untuk melayat.

Walau memang suasana rumah duka tidak seramai saat keadaan normal, tetangga hanya datang sebentar untuk mengucapkan bela sungkawa dan mendoakan almarhum dan langsung pulang. Hanya keluarga yang masih berkumpul didalam rumah dan itupun hanya keluarga inti, beberapa lelaki memang ada yang duduk-duduk di halaman tapi tidak sebanyak biasanya.

Permen dan air mineral yang biasanya tersedia di rumah duka juga tidak tersedia karena memang tidak ada yang duduk lama menunggu hingga jenazah dimakamkan. Beberapa menyolati ditempat lalu keluar dan pulamg. Pembuatan hiasan bunga dan daun juga dilakukan oleh keluarga dekat, biasanya warga tanpa disuruh sudah berkumpul membuat hiasan dari daun pandan dan bunga-bunga untuk diselempangkan diatas keranda.

Tuan rumah juga menyediakan sabun dan kran air didepan rumah, semua pelayat mau masuk dan keluar dari situ semua mencuci tangannya. Tidak ada yang bersalaman dengan bersentuhan tangan, sepertinya warga sudah banyak yang menyadari pentingnya jaga jarak dan social distancing demi keselamatan bersama. 

Keadaan pelayat yang sepi sangat dimaklumi keluarga dan lainnya karena semua itu demi kebaikan bersama. Yang terpenting masih ada orang yang mengikuti sholat jenazah sehingga menggugurkan kewajiban manusia yang lain.

Persiapan tuan rumah juga sangat tepat mengingat keadaan ini semua orang jadi merasa waswas bahkan panik, mereka yang tengah berduka tetap berterima kasih pada tetangga dan saudara yang berkenan mendoakan almarhum sebelum dimakamkan.

KBC-26 Brebes Jawa Tengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun