Social distancing adalah mengurangi jumlah aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain, mengurangi kontak tatap muka langsung. (www.suara.com). Tindakan ini termasuk menghindari pergi ketempat keramaian seperti pasar, supermarket, sekolah, kantor dan lainnya. Upaya ini salah satu cara pencegahan beredarnya COVID-19.
Surat edaran dari pemerintah daerah juga memerintahkan sekolah libur 14 hari dan para pegawai boleh bekerja dari rumah, hal ini menjadi cara memutus penyebaran virus corona. Dengan berdiam diri dirumah maka akan mengurangi dampak tertular virus tersebut.
Dengan beredarnya berbagai berita tentang jumlah orang yang terjena corona di Indonesia yang semakin bertambah, otomatis membawa dampak kurang baik juga bagi warga. Terlalu bertubi-tubinya pemberitaan bisa mengakibatkan orang jadi stress, panik dan sangat was-was bila keluar rumah. Bahkan hanya untuk keteras rumah saja sudah merasa ketakutan.
Sebenarnya bagus juga bila semua orang bisa menerapkan sicial distancing otomatis peredaran virus akan terhambat dan akhirnya reda, namun tidak perlu juga harus mengurung diri dirumah karena kondisi belum lockdown. Kalau lockdown itu benar-benar dalam keadaan darurat, tidak boleh keluar rumah dan harus berdiam diri tanpa berinteraksi dengan orang luar. Tapi di Indonesia statusnya belum separah itu.
Keadaan warga yang merasa malas keluar rumah karena takut dengan adanya wabah ini otomatis mempengaruhi juga perputaran roda perdagangan. Terutama bagi rumah makan yang menjai tidak seramau sebelumnya. Banyak orang yang takut untuk makan dikuar karena nantinya akan bertemu banyak orang dalam satu ruangan.
Peluang ini justru membangkitkan semangat orang yang pandai melihat pekuang bisnis. Dengan memanfaatkan media sosial mereka menawarkan masakan untuk kebutuhan harian yang sudah siap saji, bahkan mereka menyiapkan jasa pengantar gratis. Sehingga konsumen tidak perlu keluar rumah untyk memenuhi kebutuhan makan sehari-harinya.
Para pebisnis dadakan ini sengaja menawarkan masakan rumahan dengan harga rata-rata 5 ribu rupiah perporsi, mereka membagikan catatan menu baik lewat status facebook, status whats'app ataupun menawarkan langsung melalui wa pribadi pada tetangga dan kenalanannya yang masih satu daerah. Dari situ dia akan mendapat pesanan berapa bungkus kiranya dari masing-masing orang tersebut.
Penawaran ini biasanya disebar satu hari sebelumnya, menunggu hasil belanjaannya dari pasar apa saja yang didapat. Setelah itu baru menawarkan pada orang-orang yang dikenal, untuk penjualan ini masih hanya berlaku dilingkungan satu desa karena terbatasnya jasa pengantar.
Usaha ini ternyata disambut baik oleh para ibu yang merasa lebih nyaman didalam rumah, apalagi penjual sayur keliling pun sepertinya sudah mulai memilih tidak berjualan karena resiko kena wabah.Â
Daripada harus belanja ke pasar dan berkumpul dalam kerumunan maka alternatif memesan masakan matang ini saat efektif. Selain menambah penghasilan para pembidik usaha juga memudahkan orang untuk mendapatkan menu makanan secara aman karena tidak perlu keluar rumah dan dijamin asli masakan kampung yang enak.
KBC-26