Pagi ini mentari sangat ramah menyapa makhluk bumi untuk semangat menyambut hari. Jalan-jalan melemaskan otot sambil menikmati segarnya udara desa yang masih sejuk, melihat pemandangan hijau pepohonan. Pohon durian, pete, kelapa dan banyak pula tanaman perlu menghiasi kebun-kebun disekitar.
Terlihat 4 orang tengah bergerombol ditengah semak kebun, ternyata sedang panen pete. Di atas pohon ada satu orang lagi yang tengah mengambil pete-pete yang bergantungan, teman satunya memegang tali untuk menangkap pete yang diperosotkan leeat tali yang terentang dari atas pohon sehingga pete-pete itu tidak patah ataupun rusak saat dijatuhkan. 3 orang yang lain mengikat pete 10 keris (biji) menjadi satu pocong (lingget), masing-masing daerah beda menyebutkan hitungan ikatan berjumlah 10 tersebut.
Penasaran melihat permata hijau dari kejauhan, didekatilah tumbukan itu dan ternyata boleh dibeli dengan harga Rp. 15 ribu per10 kerisnya (tangkai). Murah, dibanding kalau beli dipasar setangkai 3 ribu. Satu persatu orang yang lewat juga mendekati acara panen itu, laris manis rejeki pagi.
Pete atau petai, hampir seluruh rakyat Indonesia mengenal buah satu ini. Bagi yang suka akan merasakan sensasi nikmat dari baunya yang khas dan manis gurih disetiap kunyahan. Tapi banyak juga yang tidak suka karena baunya memang sangat menyengat. Pete bisa dininati mentah, dibakar, goreng, rebus ataupun dicampur dengan masakan lain.Â
Pete bermacam pula jenisnya, ada pete pari yang kecil-kecil tapi manis, ada pete gobang yang besar-besar tapi cenderung aor atau getir dan sepa (tidak manis). Sebenarnya banyak juga jenis lainnya, itu cuma contoh yang sering ada didesa.Â
Menurut artikel yang saya baca, pete banyak manfaatnya. Sebagai pengendali gula darah, mengurangi kolesterol, mencegah jantung, menghilangkan stress dan yang paling tepat menurut saya adalah sebagai penambah nafsu makan. Coba saja lihat para penyuka permata hijau ini, saat melahap pete dengan sambal kebanyakan akan menambah nasi karena tidak rela menyelesaikan kenikmatannya.
Rasa yang gurih dengan aroma khas menggairahkan membuat lapar makin berdendang dan mulut tak mau berhenti bergoyang. Nikmatnya tak bisa menandingi rasa steak daging terbaik ataupun bebek peking terlezat sekalipun Jangan ditanya aromanya, yang penting sensasi nikmatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H