Jaman sekarang rata-rata orang berselancar di media sosial seperti facebook, instagram, tweeter atau lainnya. Pengguna facebook sepertinya lebih banyak, terutama kaum perempuan seperti saya. Selama ini saya lebih menikmati bikin status di facebook, baik berisi puisi, hanya sekedar iseng atau curhatan gak jelas. Bahkan status lebay sering juga nongkrong diberanda saya.
Akhir 2019 kemarin baru mulai aktif isi akun Kompasiana, itupun tidak tiap hari karena merasa tak ada waktu dan bingung mau nulis apa. Kebiasaan bikin status di FB masih terus berlanjut, ada keasyikan tersendiri mendapat like dan bisa ngobrol dengan teman dunia maya dikolom komentar.
Hingga pada Januari 2020 mulai lagi terpacu untuk menulis di Kompasiana, saat membuat status di Fb kadang kala suhu bertangan dewa, pak haji Bahrul Ulum mampir dikomentar. Komentarnya singkat tapi menjadi penyemangat, "bisa jadi tulisan," begitu seringnya pak Jilum (demikian oanggilan akrabnya) mengomentari. Digrup Jurnalis Warga Paguyangan juga beliau sering memnacing dan memacu untuk menulis, beliau bagikan tulisan-tulisan yang sudah terbit.Â
Dari situlah saya mulai lagi mengisi Kompasiana walau jadwalnya masih senin kamis, otomatis bentuk tulisan dan bobotnya jauh dari karya pak Jilum dan teman yang lebih senior dan ahli dibidang tulis menulis. Apalagi pak Jilum, saya menyebut beliau punya tangan Dewa karena dalam satu acara bisa membuat tulisan tanpa menunggu acara tersebut selesai. Apalagi dalam sehari bisa berpuluh tulisan berkeliaran dimana saja.Â
Sejak Januari itu tepat juga dari debutan naik menjadi junior, hal ini sangat membahagiakan bagi saya kaum amatir. Setelah naik tingkat makin terpacu lagi saat pak Jilum mengharuskan saya (kami kawan-kawan JW) untuk mendapat contreng hijau. Dengan mendapatkan itu berarti kita sudah sah diakui sebagai anggota kompasiana. Proses itu tidak langsung berhasil saat saya sudah mengisi semua hal yang diminta, akhirnya harus diulang lagi dengan mengcompress poto KTP. Akhirnya berhasil juga mendapat contreng hijau, makin semangatlah saya menulis.
Grup Kompasiana Brebes yang jarang saya tengoj akhirnya jadi tiap hari dilihat, dibaca dan kadang ikut nimbrung obrolan. Ternyata anggotanya semua mengasyikan walau sejujurnya belum kenal secara nyata, hanya beberapa saja yang benar-benar kenal dan pernah bertemu. Kadang ngobrol dan bercanda selayaknya sudah akrab, itulah bagian dari rasa kebersamaan digrup itu.
Digrup Kombes juga mulai februari dibuat absen, setiap hari dihitung siapa saja yang menulis dan berapa tulisan yang dibuat. Memacu semangat juga untuk terus menulis, apapun juga. Tulisan yang kadang mau saya buat status Fb akhirnya saya tuangkan menjadi artikel di Kompasiana, walau bentuk tulisannya masih taraf belajar level terendah. Apapun sekarang ingin ditulis, dengan kemampuan terbatas tetap menulis dan menulis.Â
Kini status FB saya sudah jarang muncul, paling kalau ada kegiatan yang memang harus dibagikan akan saya jadikan status. Selebihnya status-status itu berubah menjadi deretan kalimat yang menghiasi akun Kompasiana saya. Semoga dengan berteman dengan para pakar tulis menulis akan menularkan bakat juga sama saya. Semoga virus suka menulis ini menambah manfaat bagi saya dan pembaca. Ayo menulis dan dapatkan kepuasan dari hasilnya.
Tonjong
KBC26-Verashinta-Kombes Jateng
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H