Mohon tunggu...
Vera Shinta
Vera Shinta Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community' (KBC)

Menulis adalah pelarian emosi paling sexy

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sarapan di Pasar, Digoyang Rembulan Malam

3 Maret 2020   08:28 Diperbarui: 3 Maret 2020   08:39 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini mendung menggelayut manja, malu menampakkan kecantikan sinarnya. Namun suasana ini tidak menyurutkan semangat untuk menjelajah pasar. Mumpung tidak ada kegiatan pagi, menyempatkan diri ke pasar sekedar mencari entah apa nanti yang didapat.

Beruntung tinggal di kampung yang masih banyak pasar tradisional, ada yang dekat dan jauh. Hari ini memilih pasar terdekat, hanya 1 Km dan termasuk komplit juga tidak kalah dengan pasar besar yang lebih jauh. Keriuhan pasar menjadi daya tarik sendiri bagi penikmat kehidupan, kesibukan dan senda gurau para pedagang mengasyikan suasana. 

Beberapa barang sudah terbeli, saatnya mampir kewarung dipinggir pasar yang kecil dan sempit tapi banyaj orang berjajar antri. Yang berdiri sedang menunggu gorengan diangkat dari wajan, yang sarapan diwarung duduk berhimpitan. Menunya komplit semua serba berbumbu kental.

Tertarik juga untuk sarapan disitu, nasi putihnya sedikit saja karena tidak terbiasa sarapan nasi sepagi ini. Ditambah sayur tahu yang dicampur uceng (bunga melinjo), telur dadar, sambal dan 2 bakwan. Ikut duduk berjejer dengan 2 perempuan yang tengah sarapan juga, kaum lelaki memilih sarapan sambil duduk didepan warung.

Radio | Dokpri
Radio | Dokpri

Suasana warung rame dengan obrolan penjual dan pembeli, sambil sibuk mengunyah dan ngomong itu keahlian para emak. Kegayemgan ini digoyang juga oleh lagu dangdut "rembulan malam" yang diperdengarkan dari radio yang menggantung ditembok warung. Radio pakai batu baterai ini masih ada dan dinikmati dengan jelas, sempat menanyakan pada penjual siaran radio mana yang sedang didengarkan.

"Mboten ngertos mba, pokoke radio ngewer bae mbetahi (gak tau mba, pokoknya radio bunyi terus bikin betah/senang)," ungkap penjual sambil melanjutkan dendangannya mengikuti lagu yang didengar. 

Habis sudah sarapan pagi ini, segrlas teh pahit membantu meredakan mual akibat saraoan terlalu pagi. Rasa teh gunung yang sangat nikmat, lain waktu akan daya tulis tentang cita rasa teh gunung ini yang kebetulan trmpat produksinya dekat. Sepiring menu tadi hanya seharga 7 ribu, harga yang sangat murah dengan bonus keakraban dan goyangan rembulan malam. Tidak kalah dengan suasana cafe yang full musik di kota-kota.

Pasar Grengseng, 3 Maret 2020

KBC 26 Vera Shinta - Member Kombes - Jawa Tengah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun