Aku lelah, kawan. Delapan tahun diagnosa dokter membuat hidupku olemg. Kanker payudara momok paling menakutkan bagi kaum hawa sejak itu bercokol ditubuhku. Pengobatan satu tahun tak membuat sakitku itu berkurang. Hingga meja operasi menjadi kawanku, mengambil kedua harta berhargaku.
Kemo demi kemo aku lakukan, obat demi obat aku telan. Semangatku tak ingin padam karena hidupku juga untuk anak-anak dan suamiku. Tangis tak lagi menjadi asing, tiap saat hanya tangis yang bisa keluar meringankan sesakku.
Satu tahun yang lalu meja operasi harus aku tiduri, kelenjar getah bening dileherku harus diambil. Nikmatnya ujian demi ujian yang harus aku alami. Tidak berhenti obat hatus aku telan.
Aku lelah kawan, pengapuran menyerangku akibat obat-obat yang masuk ke tubuhku. Kini aku tak lagi mampu berjalan jauh dan normal layaknya kalian. Aku makin terpuruk dalam sakit yang tak berkesudahan.
Kalian selalu ada ubtukku, kawan. Tak henti menghiburku dengan berbagai cara hingga aku selalu semangat dan bisa tertawa. Walau tawaku akan bercampur tetesan air mat. Bahagia dan kesedihan menjadi satu kala bercengkerama dengan kawan-kawanku.
Hari ini kembali aku sampaikan padamu, aku lelah. Seakan semangatku makin surut. Hidupku tinggal menunggu waktu. Kemo setiap hulan yang harus aku jalani membuat tubuhku makin tak berdaya, semangatku makin pudar.
Maafkan aku yang tak lagi sekuat dulu, semoga hidupku tak sia-sia. Aku lelah, kawan.
KarangkemohingÂ
19 Februari 2020
Untuk perjuangan sahabatku, Sarti
Semoga Alloh mengangkat sakit dan oenyakitmu