Mohon tunggu...
Noning Verawati
Noning Verawati Mohon Tunggu... -

Noning Verawati, akrab dipanggil dengan sapaan Vera, lahir di Lampung, 5 Mei 1986. Lulus S1 pada program Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik tahun 2008 di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta. Dua (2) tahun terakhir (2008-sekarang) berkarya di Radio UNISI 104.5 FM Yogyakarta. Selain berkarya di Media Massa, penulis juga tengah menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di UGM Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik 09. \r\nSaat ini, penulis memilih jalur pendidikan di kampus (dosen) sebagai ajang mengasah diri.

Selanjutnya

Tutup

Money

Minim, Kesadaran Perusahaan Menerapkan ‘Go Green’

25 Oktober 2011   01:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:32 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

YOGYAKARTA - Gerakan sadar lingkungan mulai dirasakan urgensinya. Namun praktik go green belum sepenuhnya diikuti oleh banyak perusahaan. Menurut staf pengajar jurusan manajemen Fakulas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Dr. Fahmi Radhi, M.B.A., ada tiga hal yang memotivasi beberapa perusahaan untuk melaksanakan go green. Pertama, kesadaran sendiri dari perusahaan untuk melakukan berbagai aktivitas ramah lingkungan, kedua, perusahaan melaksanakan regulasi yang sudah dibuat, dan ketiga, perusahaan menerapkan go green sebagai salah satu keunggulan daya saing perusahaan.
“Gerakan sadar lingkungan dirasakan sangat penting, perlu dilakukan secara terus-menerus untuk mengurangi dampak pemanasan dan perubahan iklim global,” kata Fahmi Radhi dalam seminar green productivity, di Gedung Diploma FEB UGM, Kamis (20/10). Ikut hadir dalam seminar tersebut kepala Disnakertrans DIY, Drs. Untung Suharyadi, M.M., dan perwakilan Yayasan Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia (Apikri), Amir Panzuri.
Untung Suharyadi dalam sambutannya mengatakan Balai Besar Peningkatan Produktivitas (BBPP) Kemnakertrans, tengah menerapkan isu go green tidak hanya untuk perusahaan namun juga di kalangan masyarakat untuk mendorong penciptaan lapangan kerja baru. “Kita tengah merintis desa produktif berwawasan ramah lingkungan,” katanya.
Ia menambahkan, untuk menerapkan isu go green di komunitas masyarakat membutuhkan pengetahuan dan teknologi. Dia mencontohkan beberapa kegiatan yang sudah dilakukan di DIY, seperti pemanfaatan biogas dari limbah kotoran sapi dan pengolahan Gedebog atau batang tanaman pisang menjadi produk kerajinan yang unik dan berkualitas. “Untuk terapkan green produktivituy butuh skill yang tinggi dan diperlukan SDM lebih dari satu orang, sehingga kita kita harpakan nantinya mengurangi jumlah pengangguran di desa,” katanya.
Sementara pengurus Yayasan Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia (Apikri), Amir Panzuri, menuturkan lembaganya yang didirikan sejak 1987 fokus dalam pengembangan pemberdayaan masyarakat khususnya usaha mikro, kecil dan menengah. Salah satu yang dikembangkan adalah produk kerajian perak, batik dan tekstil, serat alam, kayu dam bamboo, dan keramik. “Semunaya berupa hasil eksplorasi etnik dan ekplorasi keratif untuk menjawab kebutuhan pasar,” ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun