Mohon tunggu...
Vera Nisrina Prawesti
Vera Nisrina Prawesti Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG

Saya percaya bahwa setiap anak memiliki potensi unik yang perlu dipupuk dengan cinta, dukungan, dan kesempatan yang tepat. Sejak saya memulai karier saya sebagai seorang guru, saya telah berkomitmen untuk memberikan dampak positif pada kehidupan siswa-siswi saya, memotivasi mereka untuk belajar dengan gairah dan meraih impian mereka. Di samping pengalaman mengajar, saya juga aktif dalam kegiatan di luar kelas yang mendukung pengembangan holistik siswa. Saya percaya bahwa pendidikan bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membentuk karakter, keterampilan sosial, dan kepemimpinan. Saya senang berbagi pengalaman dan pengetahuan saya melalui menulis di Kompassiana. Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi pembaca, berbagi ide, dan membuka dialog yang membangun tentang berbagai isu pendidikan di Indonesia. Saya berharap bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan wawasan baru dan memicu perubahan positif dalam dunia pendidikan kita. Jika Anda tertarik untuk berdiskusi atau berbagi pengalaman, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui platform media sosial saya atau melalui komentar di artikel-artikel saya. Terima kasih telah membaca dan mari kita terus berkolaborasi untuk menciptakan masa depan pendidikan yang lebih baik!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Luhur Sosial Budaya Sebagai Tuntunan - Filosofi Pendidikan

18 Maret 2024   07:19 Diperbarui: 18 Maret 2024   07:34 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

01.01.2-T2-4. Ruang Kolaborasi - Nilai Luhur Sosial Budaya sebagai Tuntunan

Menebalkan Kekuatan Kodrat Peserta Didik melalui Kearifan Budaya Lokal dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) telah memberikan landasan yang kuat untuk pendidikan yang berpusat pada pengembangan karakter dan kepribadian siswa. Dalam konteks ini, tugas kelompok adalah untuk mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai budaya lokal yang luhur dapat dipadukan dengan pemikiran KHD untuk memperkuat karakter peserta didik sebagai individu dan anggota masyarakat.

Kekuatan Konteks Sosio-Kultural dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) yang Sejalan:

  • Gotong Royong: Di daerah kami, nilai gotong royong sangat kuat. Gotong royong mencerminkan semangat kebersamaan, saling membantu, dan rasa tanggung jawab bersama dalam menyelesaikan tugas-tugas yang bersifat kolektif. Nilai ini sejalan dengan pemikiran KHD tentang pentingnya semangat kemerdekaan dan kerja sama dalam pembentukan karakter yang mandiri dan bertanggung jawab.
  • Keragaman Budaya: Daerah kami kaya akan keragaman budaya, termasuk bahasa, adat istiadat, dan seni budaya. Kami percaya bahwa menghargai dan memahami keragaman ini adalah kunci untuk membangun toleransi dan persaudaraan di antara siswa.

Kontekstualisasi Pemikiran KHD dengan Nilai-nilai Kearifan Budaya Lokal:

  • Membangun Semangat Kemerdekaan: Pemikiran KHD tentang pendidikan yang memerdekakan dapat diterapkan dengan mendorong siswa untuk berpikir kritis, mandiri, dan berani mengemukakan pendapat mereka sendiri, sesuai dengan semangat kebebasan yang ditanamkan dalam budaya gotong royong.
  • Membentuk Karakter Mandiri dan Bertanggung Jawab: Melalui pendidikan yang memerdekakan, kami dapat mengembangkan karakter siswa yang tangguh dan bertanggung jawab, yang siap berkontribusi dalam memajukan masyarakat melalui aksi gotong royong dan kepedulian terhadap sesama.

Kekuatan Pemikiran KHD yang Menebalkan Laku Peserta Didik:

Salah satu kekuatan pemikiran KHD yang dapat diterapkan di sekolah kami adalah konsep "Pendidikan yang Memerdekakan". Melalui pendidikan yang memerdekakan, kami akan memberikan ruang bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi masing-masing, sekaligus mendorong mereka untuk berkontribusi dalam memajukan lingkungan sekolah dan masyarakat melalui semangat gotong royong.

Contoh Penerapan:

Misalnya, kami akan mengadakan proyek gotong royong di sekolah, di mana siswa-siswa akan bekerja bersama untuk membersihkan lingkungan sekolah atau melakukan kegiatan sosial lainnya. Melalui kegiatan ini, siswa akan belajar nilai-nilai gotong royong secara langsung sambil menginternalisasi konsep pemikiran KHD tentang pendidikan yang memerdekakan.

Dengan demikian, kami yakin bahwa dengan mengintegrasikan pemikiran KHD dengan nilai-nilai budaya lokal kami, kami dapat memperkuat karakter peserta didik sebagai individu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap masyarakat, sesuai dengan konteks sosio-kultural di daerah kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun