Mohon tunggu...
Veraditias Apriani
Veraditias Apriani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Sedang belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Skripsi, Asal Cepat atau Maksimal?

7 Februari 2018   13:49 Diperbarui: 7 Februari 2018   13:54 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: digital.vpr.net)

Lulus cepat, skripsi bagus, IPK bagus, berprestasi, dan bekal kerja cukup. Sebagai mahasiswa semester akhir yang biasa-biasa saja tentu saya mengidam-idamkan itu semua.

Tapi ketahuilah, itu semua tidak mudah dicapai. Skripsi terutama. Saya sendiri sekarang masih proses mengajukan proposal penelitian. Sama seperti mahasiswa-mahasiswa biasanya, tentu ditolak dulu oleh dosen pembimbing, revisi, bahkan sempat ganti dosen.

Nyatanya, jalan hidup masing-masing mahasiswa dalam menempuh tugas akhir alias skripsi berbeda-beda. Ada yang beruntung karena dimudahkan, sehingga lulus cepat. Ada juga yang mengalami lika-liku sehingga lulusnya lebih lambat dari yang lain.

Yang lambat tidak selalu karena kurang pandai, tidak selalu pula karena pemalas. Ada seorang teman saya (kakak tingkat) yang menempuh kuliah lebih lama dari yang lain. Orang-orang heran, "Wah, dia lama sekali lulusnya. Ngapain aja sih?"

Lalu teman saya itu cerita kepada saya bahwa penelitiannya banyak mengalami kesulitan. Dan memang berat ternyata. Dosen pembimbing memintanya mengulang penelitian, lalu dosen tersebut beberapa waktu kemudian tidak membimbingnya lagi karena suatu alasan. Meninggalkan teman saya yang penelitiannya masih di tengah jalan. Sudah mengulang, ditinggal pula.

Bukan ingin menyalahkan dosen. Kita harus mengerti, banyak sekali tuntutan yang harus dilaksanakan oleh seorang dosen. Pendidikan, pengabdian masyarakat, dan penelitian. Semakin tinggi gelarnya, saya yakin semakin tinggi pula tuntutannya. Dosen bahkan tidak hanya membimbing penelitian satu mahasiswa saja, tapi banyak.

Orang-orang seringkali menyamaratakan bahwa orang yang lulus lambat itu kurang pandai, lelet dan pemalas. Tidak semuanya begitu. Ketahuilah, melakukan penelitian itu tidak mudah. Banyak prosedurnya, banyak etika dan tata caranya. Terutama penelitian di bidang kesehatan / kedokteran. Penelitian klinis seringkali terkendala karena harga cek laboratorium yang mahal, atau susahnya mencari reagen untuk uji suatu senyawa, karena terkadang harus menunggu pengadaan dari luar negeri.

Sedikit cerita, saya tahun lalu mendapat pendanaan penelitian di Program Kreativitas Mahasiswa oleh Ristekdikti. Saya dan tim melakukan penelitian tentang komplikasi diabetes melitus yang mengarah ke kerusakan ginjal, yaitu nefropati diabetik. Penelitian tersebut saya lakukan di hewan (tikus) dan dilakukan di luar kota. Seminggu sekali saya dan tim naik motor menempuh jarak 3,5 jam ke luar kota untuk melakukan penelitian tersebut. Karena saya waktu itu masih semester 6, masih rutin ada jam kuliah setiap hari, kadang saya sampai memanfaatkan kesempatan untuk absen yaitu 25% dari total jumlah pertemuan di masing-masing mata kuliah.

Penelitian tersebut memakan waktu 5 bulan dengan biaya yang tidak main-main. Lalu pada akhirnya.. gagal. Masih mending kalau penelitian menunjukkan hasil negatif yang berbeda dengan hipotesis. Itu berarti masih dapat dianalisis. Tapi ini benar-benar gagal. Sama sekali tidak dapat dianalisis. Sedih memang. Bahkan dosen pembimbing saya sampai merasa kasihan. Rencana untuk menggunakan penelitian tersebut sekaligus jadi skripsi juga gagal.

Lalu dengan berat hati saya cari ide lagi, mulai dari awal. Lagi-lagi juga banyak revisi. Sampai ketika saya mengeluh, dosen saya bilang, "Kamu mau penelitiannya maksimal atau asal lulus cepet? Kalau cuma mau cepet, saya bisa kasih sembarang variabel ke kamu, nanti ikut penelitian saya. Tapi saya pengennya penelitianmu bisa berguna ketika kamu kerja nanti. Kamu punya sesuatu yang bisa kamu kembangkan sendiri. Terserah kamu, sih."

Intinya adalah yang penting kita bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu. Terkadang, kita mendapatkan hal berharga yang tidak orang lain dapatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun