Pola konsumsi makanan masyarakat zaman sekarang cenderung berubah ke jenis makanan sehat. Masyarakat kini sadar bahwa manfaat makanan bukan hanya mengenyangkan saja, tapi juga untuk pemenuhan gizi tubuh. Makanan sehat ini harapannya dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, atau dengan kata lain dapat berfungsi sebagai obat dalam menangani dan mencegah penyakit. Hal ini disebut pangan fungsional, yaitu makanan yang mampu memberikan efek kesehatan di samping efek zat gizi yang secara prinsip terdapat pada makanan.
Meskipun begitu, makanan fungsional tidak dapat serta merta dikategorikan sebagai suatu obat atau suplemen. Menurut penelitian jurnal pengembangan pangan fungsional, sebelum dikategorikan sebagai makanan fungsional, suatu makanan harus memiliki syarat-syarat: 1) dalam bentuk makanan (bukan kapsul, tablet, atau serbuk) yang berasal dari bahan yang terdapat secara alami; 2) dapat dikonsumsi sehari-hari; 3) mempunyai fungsi tertentu pada waktu dicerna.
Sifat fungsional dalam makanan fungsional disebabkan oleh adanya komponen bioaktif yang terdapat dalam bahan nabati (misalnya serat pangan, inulin, FOS dan antioksidan) ataupun bahan hewani (EPA, DHA dan CLA). Sifat fungsional juga dapat disebabkan adanya mikroorganisme yang memiliki sifat menguntungkan dalam sistem pencernaan, misal probiotik.
Beberapa pangan di sekitar kita, seperti buah, sayur, dan rempah-rempah ternyata berpotensi sebagai pangan fungsional.
- Oat
healthline.com - Kedelaisolusisehatku.com
- Tomat
allthatgrows.in - Ikanvertihealth.com
- Susu dan produk susunutritionreview.com
Referensi:
Marsono, Yustinus. 2008. Prospek Pengembangan Makanan Fungsional. Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol.7 No. 1 April 2008.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H