Mohon tunggu...
Vera Kumalasari
Vera Kumalasari Mohon Tunggu... -

Nama: Vera Kumala Sari\r\nNIM: 11140069\r\nKelas: PGMI-B

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dunia Fantasi Anak Usia Dini

18 Juni 2014   02:34 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia Fantasi Anak usia Dini

Setiap anak manusia dilahirkan kedunia telah dilengkapi dengan berbagai potensi, termasuk potensi kreatif. Meskipun demikian, berbagai potensi tersebut tidak akan berkembang dengan baik tanpa lingkungan yang kondusif dan bantuan dari orang dewasa yang disekitarnya.

Fantasi setiap anak manusia muncul sejak usia dini, dan akan berkembang dalam rentang usia tiga sampai enam tahun. Pada masa ini anak banyak melakukan kegiatan bermain, ada yang pura-pura jadi petani, pedagang, dokter, guru,tentara, dan penyanyi. Dalam rentang usia tiga sampai enam tahun ini anak sudah dapat menciptakan sesuatu sesuai dengan keinginan dan imajinasinya melalui benda-benda yang ada disekitarnya, seoerti menciptakan pesawat terbang dari botol akua , membuat peragu dari kertas dan lain-lain.

Dalam menumbuhkan jiwa kreatif anak usia dini diperlukan pendidikan dan lingkungan yang dapat memperhatikan sifat alami anak dan menunjang tumbuhnya kreativitas. Sifat-sifat alami yang mendasar inilah yang harus senantiasa dipupuk dan dikembangkansehingga sifat kreatif mereka tidak hilang. Sikap alami anak usia dini yang mendasardan sangat menunjang tumbuhnya kreativitas tersebut antara lain pesona dan rasa takjub,imajinasi dan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu anak usia dini itu sangat tinggi, ketika mereka ingin mengetahui sesuatu ia akan bertanya sampai ia menemukan jawabannya, jadi ketika anak kecil bertanya kepada kita tentang sesuatu, maka alangkah baiknya dijawab dengan benar.

Anak usia dini senang belajar sambil bermain, karena melalui bermain anak banyak menemui banyak hal tanpa disadari dan tanpa merasa terbebani. Melalui bermain anak dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri menata emosi, toleransi dan kerja sama.

Bagi anak usia dini , proses mengerti dan memahami sesuatu tidak harus selalu melalui proses pembelajaran secara langsung. Mereka tidak harus duduk diam dan mendengarkan guru, tetapi melalui pengamatan dan berinteraksi secara langsung dengan objek pembelajaran, dapat menambah wawasan dan pengetahuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun