Mohon tunggu...
Vera Wahyuningsari
Vera Wahyuningsari Mohon Tunggu... Guru - PNS Guru

Saya seorang guru SD yang suka belajar hal-hal baru, seperti menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Menyelesaikan Soal Cerita

5 Desember 2022   20:56 Diperbarui: 5 Desember 2022   21:21 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share dalam Menyelesaikan Soal Cerita

Oleh: Vera Wahyuningsari

Abstrak: Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan pada peserta didik mulai jenjang Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran matematika tidak berhenti pada angka saja, tetapi juga disajikan dalam bentuk soal cerita. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk mampu memahami soal, kemudian menyajikan dalam kalimat matematika. 

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan peserta didik yang mampu menyelesaikan soal berupa angka akan mengalami kesulitan saat diberikan soal cerita. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada peserta didik kelas VI A SD Negeri 2 Tembokrejo dengan kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik yaitu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). 

Penelitian dilakukan dengan mengamati data awal (hasil ulangan harian materi sebelumnya), memberikan pre-test, melakukan tindakan, memberikan post-test, dan melakukan analisis dengan menggunakan rumus persentase. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada pembelajaran matematika materi keliling dan luas lingkaran kelas VI A SD Negeri 2 Tembokrejo tahun pelajaran 2021/ 2022.

PENDAHULUAN

Pendidikan di Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pendidikan dasar meliputi SD dan SMP, pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi (PT). Sekolah dasar merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang ditempuh dalam waktu 6 tahun. Salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan mulai jenjang SD adalah Matematika. Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar pada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. 

Matematika berkaitan dengan konsep abstrak sehingga pemahamannya membutuhkan daya nalar yang tinggi, dibutuhkan ketekunan, keuletan, perhatian, dan motivasi yang tinggi. Konsep matematika tidak berhenti pada angka saja, tetapi juga disajikan dalam bentuk soal cerita. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk mampu memahami soal, kemudian menyajikan dalam kalimat matematika. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kebanyakan peserta didik yang mampu menyelesaikan soal berupa angka akan mengalami kesulitan saat diberikan soal cerita. 

Permasalahan iniditemukan di kelas VI A SD Negeri 2 Tembokrejo Tahun Pelajaran 2021/ 2022. Berdasarkan hasil ulangan harian matematika pada materi sebelumnya (bilangan bulat), dari 5 soal cerita yang disajikan, hanya 1 soal yang mampu diselesaikan dengan benaroleh seluruh peserta didik. 

Soal cerita merupakan soal yang disajikan dalam bentuk uraian dan memerlukan pemahaman lebih dalam sebelum penyelesaiannya. Langkah penyelesaian soal cerita adalah membaca soal cerita dengan cermat agar dapat memaknai tiap kalimat soal cerita; memisahkan dan mengungkapkan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan dan pengerjaan hitung apa yang diperlukan dalam soal; membuat model matematika dari soal; menyelesaikan model menurut aturan matematika sehingga mendapat jawaban dari soal tersebut; serta mengembalikan jawaban model ke jawaban soal asal (Soedjadi dalamMuncarno, 2008). 

Dalam pembelajaran Matematika, terutama pada penyelesaian soal cerita diperlukan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan mampu melibatkan peserta didik secara aktif. Menurut Slavin (dalam Isjoni, 2010:15) model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tidak hanya unggul membantu peserta didik untuk memahami konsep yang sulit, tetapi juga menumbuhkan kemampuan kerja sama, bertanggung jawab, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun