Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Main Film Itu Ternyata Susah

2 November 2012   09:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:04 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Betul sekali, sungguh tidak semudah yang dibayangkan. Saya coba berbagi pengalaman 'membintangi' sebuah film pendek indie untuk tugas kuliah.

Film itu diadaptasi dari cerita drama satu babak "Malam Jahanam" buah karya Motinggo Busye. Saya terpaksa menerima menjadi salah satu pemeran karena teman-teman lain pada menolak. Tokoh yang harus saya perankan adalah Soleman.

Ternyata memang susah berlakon di depan kamera. Apalagi saya tidak punya bekal teater. Pernah main drama itu pun jaman SD untuk pentas sekolah. Kesulitan pertama adalah suka lupa dialog apalagi pada dialog yang panjang. Kebetulan sang sutradara maunya dialog mesti sana persis dengan skenario. Masalah lain adalah bisa lawan main yang lupa atau salah dialog.

Bermain film berarti berakting. Di sini dituntut melakukan gerakan-gerakan termasuk ekspresi mimik wajah guna memunculkan karakter tokoh yang kita perankan. Ada adegan dimana saya harus marah dan membanting gelas, dan menjadi sulit karena marahnya saya bukan seperti orang sedang marah sehingga adegan itu harus diulang berkali-kali.

Salah satu hal yang mendasar adalah keinginan mata saya untuk menatap kamera. Walau sudah dilarang tapi kadang mata ini suka reflek sendiri, maklum amatir. Seperti yang kita lihat di film maupun sinetron tak ada yang melihat kamera, kecuali adegan tertentu.

Menjadi "bintang film" harus akrab dengan tata rias. Rasanya agak risih wajah dikasih bedak walau tipis, diberi riasan-riasan sesuai karakter yang diperankan. Nanti kalau luntur dirias lagi, atau ada yang siap dengan sapu tangan untuk menyeka keringat kita.

Bermain film ternyata tidak mudah. Cukup menguras energi fisik dan psikis. Pengulangan adegan kadang membuat jenuh dan emosi. Shooting bisa sampai tengah malam, belum lagi diomelin sutradara yang notabene kawan sendiri. Walau pun hanya sekedar film amatir tapi semua yang terlibat coba bersikap profesional, termasuk pemainnya.

Jadi nggak heran ya seorang bintang film itu dibayar dengan honor cukup tinggi karena susah. Makanya banyak yang berlomba-lomba dengan berbagai cara mencari peruntungan untuk menjadi bintang. Tapi nggak deh, buat saya satu kali sudah cukup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun