Mohon tunggu...
Venusgazer EP
Venusgazer EP Mohon Tunggu... Freelancer - Just an ordinary freelancer

#You'llNeverWalkAlone |Twitter @venusgazer |email venusgazer@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ketika Bahasa Inggris Lebih Memikat untuk Judul Novel

4 Juni 2016   02:06 Diperbarui: 4 Juni 2016   16:31 2838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian orang mengatakan bahwa  buku, khususnya novel,  kurang laku karena terrgerus dengan kehadiran media digital atau yang biasa disebut e-book. Orang lebih memilih untuk mengunduh baik yang gratisan maupun yang berbayar. Alasannya karena  gratis atau harganya lebih murah dibandingkan dengan versi cetak.

Tetapi jika sering menyambangi toko buku, selalu banyak buku baru bermunculan dari penulis-penulis baru pula. Ternyata gairah orang untuk menulis novel sepertinya tidak pernah surut. Seperti halnya banyak Kompasianer yang juga mampu menghasilkan novel yang bagus-bagus.

Ada fenomena yang cukup menarik untuk disimak dengah kehadiran novel-novel masa kini yaitu pemilihan judul dengan menggunakan bahasa Inggris. Apakah berlebihan jika saya mengatakan satu atau dua dari lima novel Indonesia saat ini judulnya menggunakan bahasa Inggris?

Jika masih menyangsikan, silakan datang ke toko buku terdekat dan buktikan sendiri. Hebatnya lagi, novel-novel tersebut banyak diminati pembaca alias best seller. Salah satu contohnya adalah novel-novel karya Christian Simamora. Sedangkan Novel yang sepertinya tidak 'tertarik' untuk menggunakan judul berbahasa Inggris sepertinya novel dengan cerita berlatar religi.

Apakah salah menggunakan bahasa Inggris sebagai judul novel Indonesia? Rasanya tidak ada aturan perundangan yang melarangnya.  Pertanyaannya adalah apakah bahasa Indonesia tidak cukup bagus untuk dijadikan judul sebuah novel? Atau ada alasan lain?

beberapa novel Indonesia karya Maria A Sardjono (dok.pri)
beberapa novel Indonesia karya Maria A Sardjono (dok.pri)
Sedikit mundur beberapa decade silam, novel-novel karya penulis Indonesia judlnya pasti menggunakan bahasa Indonesia. Mulai dari karya-karya sastrawan Indonesia yang tergabung dalam Pujangga Baru hingga novel-novel popular karya Mira W, Maria A Sardjono, atau novel misteri dari S Mara Gd. Semuanya tidak ada yang berbau asing. Mungkin perkecualian untuk Marga T dalam Oteba-nya.

novel Indonesia di sebuah toko buku terkemuka (dok.pri)
novel Indonesia di sebuah toko buku terkemuka (dok.pri)
buku dari 2 penulis beda generasi, beda pula gaya judulnya (dok.pri)
buku dari 2 penulis beda generasi, beda pula gaya judulnya (dok.pri)
Salah satu best seller (dok.pri)
Salah satu best seller (dok.pri)
Lain dulu lain sekarang, kini  hampir semua orang paham bahasa Inggris. Ya, kosakata seperti “love, Baby, Summer, atau Marriage” sudah jamak digunakan jadi mudah saja dipahami. Seperti sebuah tertralogi novel karya Ilana Tan yaitu Summer in Seoul, Autumn in Paris, Winter in Tokyo, dan Spring in London.

Mengapa banyak penulis menggunakan bahasa Inggris sebagai judul novel mereka? Terus terang saya belum pernah menanyakan langsung kepada mereka. Hanya berani menebak-nebak saja, mereka menggunakan bahasa Inggris karena alasan-alasan sebagai berikut:

  • Mereka kesulitan mencari padanan judul tersebut dalam bahasa Indonesia. Walau terkesan agak aneh juga karena mereka mampu menghasilkan sebuah novel, bukan cerpen lho, dalam bahasa Indonesia. Apakah “Spring in London” beda makna dengan “Musim Semi di London”?
  • Bahasa Inggris lebih punya greget. Ambil contoh novel karya Yoana Dianika yaitu The Awakening. (mungkin) lebih ‘ngekick’ daripada diberi judul “Kebangkitan”. Tapi coba bandingkan dengan judul novel Bilur-bilur Penyesalan (Mira W) rasanya tidak kalah ‘menyengat’. Atau ambil sebuah judul novel dari Maria A Sardjono  Cinta yang Tak Pernah Pupus rasanya sebuah judul yang indah dan dalam.
  • Bahasa Inggris dianggap lebih punya nilai jual. Apa iya, bagaimana dengan Laskar Pelangi? Ini sekedar strategi dagang. novel dengan judul bahasa Inggris dianggap lebih memikat terutama jika pangsa pasarnya remaja. Mungkin ada pemikiran bahwa novel dengan judul bahasa Indonesia mewakili novel-novel kelas berat. Padahal karya-karya Maria A Sardjono rasanya tidak ada yang berat-berat.
  • Persoalan genre, novel-novel Indonesia dengan judul bahasa Inggris dianggap mewakili jenis novel yaitu Metropop. Novel-novel percintaan, tanpa konflik mendalam,dengan bahasa ringan dan mudah dimengerti. novel yang tidak perlu mikir dengan imaginasi dalam yang habis dalam 1 jam saja.
  • Sekedar strategi dagang. novel dengan judul bahasa Inggris dianggap lebih memikat terutama jika pangsa pasarnya remaja. Mungkin ada pemikiran bahwa novel dengan judul bahasa Indonesia mewakili novel-novel kelas berat. Padahal karya-karya Maria A Sardjono rasanya tidak ada yang berat-berat amat.

Jaman berganti, judul novel Indonesia berubah banyak. Sebagai bagian dari produk lama alias jadul saya mungkin terkaget-kaget dengan fenomena tersebut. Terus terang senang, semakin hari semakin banyak penulis baru bermunculan. Semakin banyak pilihan bagi para pecinta buku khususnya novel.

Walau begitu semoga penulis-penulis lama tidak ikut-ikutan latah menggunakan bahasa Inggris sebagai judul novel mereka. Tidak bisa dibayangkan jika seorang Arswendo, Mira W, Ahmad Tohari, atau Sindhunata menggunakan bahasa Inggris untuk karya mereka. Karena bagaimana pun bahasa Indonesia tidak kalah kaya dengan bahasa Inggris.

Sebuah pertanyaan lain sempat muncul, apakah di Inggris atau Amerika sana, penulis-penulis novel, misalnya yang bergenre metropop juga menggunakan judul dengan bahasa asing, bahasa Perancis atau Spanyol misalnya? Seperti yang menggejala di sini. ada yang bisa menjawab?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun