Baru-baru ini Samsung telah mengumumkan untuk menghentikan sementara penjualan Galaxy Note 7 mereka di seluruh dunia. Selain mengehentikan penjualan Samsung juga menarik semua Galaxy Note 7 yang berada di pasaran. Laporan 35 kasus terbakar dan meledaknya Galaxy Note 7 saat pengisian batere disinyalir menjadi penyebabnya.
Produsen smartphone asal Korea itu menyatakan bahwa penghentian penjualan dan penarikan Galaxy Note 7 adalah bagian dari komitmen untuk memberikan produk yang berkualitas bagi pelanggan mereka di seluruh dunia. Di sisi lain Samsung juga menganggap bahwa keselamatan pelanggan mereka adalah hal yang utama.
Pihak Samsung sendiri telah meminta maaf dan berjanji untuk mengganti Galaxy Note 7 yang sudah dibeli dengan yang baru. Program penggantian ini akan dimulai 16 September hingga 2 Oktober 2016.
Jelas ini merupakan pukulan telak bagi Samsung karena mereka sudah melempar 2,5 juta ponsel pintar tersebut ke seluruh dunia. Bloomberg menyebutkan Samsung kemungkinan akan merogoh kocek mereka sebesar 1 milyar dolar akibat kasus ini. Koh Dong Jin, salah satu petinggi Samsung, menyatakan bahwa mereka sedang menghadapi situasi yang teramat menyesakkan dada.
Keputusan untuk menarik Galaxy Note 7 kemungkinan besar atas perintah langsung dari wakil pimpinan Samsung sendiri yaitu Lee Jae Yong, putra dari Lee Kun Hee, orang nomor satu di Samsung. Ia telah mengambil semua tanggungjawab perusahaan setelah ayahnya mendapat serangan jantung pada Mei 2014 silam.
Sejauh ini belum diketahui baterai dari produksi mana yang bermasalah. Diketahui perusahaan yang berbasis di Sewon itu selama ini mendapat 70 persen pasokan baterenya dari anak perusahaan mereka Samsung SDI dan sisanya 30 persen berasal dari perusahaan China, Amperex Technology Ltd.
Reputasi Samsung
Kasus Galaxy Note 7 bukan saja merugikan Samsung secara finansial. Nama baik Samsung sebagai penguasa pasar smartphone dunia menjadi taruhannya. Pesaing nomor satu Apple ini harus mencari cara guna mengembalikan kepercayaan pasar.
Galaxy Note 7 sendiri hadir menyusul Galaxy S7 yang cukup mendapat respon positif. Melihat iklan Note 7 di televisi beberapa waktu yang lalu jelas ponsel pintar kelas premium bikin ‘ngiler’ penggila gadget. Apalagi bagi mereka yang sudah terbiasa dengan kecanggihan Galaxy Note generasi sebelumnya.
Galaxy Note 7 mengadopsi Android 6.0.1 Marshmallow dan dipenuhi berbagai fitur-fitur canggih seperti halnya Galaxy S7. Tambahan stylus S Pen yang menjadi ciri khas semua seri Note menjadi daya tarik sendiri. Belum lagi ketangguhannya yang tahan terhadap air.
Namun apa daya, gara-gara kasus ini pula sepertinya Samsung harus kehilangan peluang untuk meraup untung besar mana kala pihak Apple belum lagi mengeluarkan Iphone terbaru mereka. Atau bisa jadi nasib buruk yang menimpa Samsung menjadi berkah bagi Apple yang tidak lama lagi akan segera merilis Iphone7 mereka.
Memang bagi pengguna Android, terutama di Indonesia, nama besar Samsung masih cukup dianggap jaminan. Pengaruhnya tidak terlalu signifkan pada penjualan Samsung di negeri kita ini. Jika melihat gencarnya produsen smartphone asal China menjajakan dagangannya di Indonesia Samsung harus was-was. Bukan tidak mungkin pangsa pasar mereka pelan-pelan akan tergerus oleh merk-merk seperti Huawei, Xiaomi atau ZTE, yang secara kualitas tidak kalah dengan Samsung.