Syukurlah tadi malam saya sudah dapat undangan untuk pesta demokrasi 2014. Seandainya tidak mendapatkan undangan saya akan tetap datang ke TPS untuk memberikan suara saya pada calon wakil rakyat. Pemilu kali ini tidak ada lagi istilah 'golput' seperti pemilu yang sudah-sudah.
Jauh hari saya sudah punya pilihan yang sesuai tentunya dengan hati nurani dan juga akal sehat. Wakil pilihan saya tentu saja orang yang punya track record bagus. Saya tidak akan menyia-nyiakan hak saya untuk orang yang busuk. Saya percaya bahwa pilihan saya tersebut akan memberi kontribusi yang positif bagi daerah kami dan Indonesia secara luas.
Beberapa orang tidak tahu siapa yang mau mereka pilih. Beberapa orang malas ikut pemilu karena tidak kenal dengan calon-calon wakil rakyat itu. Banyak juga yang beranggapan pemilu itu ibarat beli kucing dalam karung. Untuk apa coba beli kucing dalam karung.
Saya  cukup antusias dengan pemilu kali, saya ingin perubahan. Saya ingin Indonesia maju dan lebih baik melalui suara saya. Makanya sejak lama saya tahu TPS mana saya terdaftar melalui situs KPU. Lewat situs KPU pula saya tahu siapa wakil-wakil rakyat yang masuk dalam dapil saya. Untuk mengenal mereka lebih jauh saya memanfaatkan internet. Caleg yang sering muncul di tv dan punya rekam jejak busuk jelas-jelas harus disingkirkan dalam list. Tidak perlu memilih caleg incumbent karena sudah terbukti hasil kerjanya nihil.
Masih berpikir beli kucing dalam karung? Ayo sedikit repot untuk ngubek-ubek internet. Bukankah setiap hari kita semua berkutat dengan internet. Semua informasi ada di sana. Beberapa caleg malah mempunyai situs pribadi sendiri. Pilihan saya untuk DPR RI adalah si ST. Tokoh masyarakat ini punya kepedulian terhadap dunia pendidikan dan masalah sosial. Bukan hanya peduli, tapi ada kerja nyata yang beliau lakukan. Walaupun jelas berbeda etnis, tapi itu bukan masalah. Sudah kuno dan picik memilih hanya berdasarkan SARA semata.
Dulu ketika beliau maju sebagai walikota, saya dukung sekali. Namun saya beliau kalah oleh orang yang jelas-jelas berbau korupsi. Dan terbukti walikota terpilih akhirnya diputus bersalah juga oleh MA. Rugi dan malunya kotaku itu punya walikota tersangkut korupsi. Nasib kotaku yang begitu-begitu saja, tidak ada kemajuan yang berarti. Sebagian masyarakat masih memandang isu SARA itu penting. Dasar picik.
Mungkin jalan hidupnya bukan menjadi walikota, tetapi jadi wakil rakyat. Ada tugas yang lebih besar tanggungjawabnya daripada mengurus 1 kota saja. Saya berharap pemilu kali ini masyarakat cukup cerdas dalam memilih. Bukan berdasarkan uang, popularitas, marga, atau SARA.
Untuk anggota DPD saya juga sudah ada calon. Siapa dia? Oh sudah pasti saya akan pilih juga senator yang selama ini punya kerja nyata untuk daerah. Sedangkan untuk caleg DPRD kota, jujur saja saya masih bingung soalnya mereka data mereka susah dicari. Foto pada baliho dan spanduk mereka memang bertebaran dimana-mana yang membuat pusing. Mungkin saya akan berikan suara saya untuk partai-nya saja biar adil. Atau mungkin saya coblosin semua saja biar tidak dimanfaatkan pihak tertentu.
Masih ada 24 jam lagi untuk berpikir. Teman-teman yang masih belum punya pilihan masih punya waktu untuk mencari informasi di internet. Belum tahu lokasi TPS, silakan buka situs KPU. Hak untuk golput sebaiknya tidak usah dipakai dalam pemilu 2014 ini. Menuju Indonesia yang lebih baik, optimis!
Selamat mencoblos....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H